Jumat, 13 April 2012

LEGIO MARIA

created by : acus aril 2012



VISI DAN MISI LEGIO MARIA
Pengertian
Visi adalah cita-cita ideal suatu organisasi menuju masa depan yang sukses. Visi organisasi kerasulan awam Legio Maria tersirat pada Buku Pegangan Legio Maria yaitu :
1. Tujuan Legio Maria bab 2 halaman 12
Isinya antara lain :
a. Para legioner ingin selalu memuliakan Tuhan dengan doa dan karya
b. Legioner juga ingin menguduskan diri dan semua anggota dengan doa dan karya
c. Para legioner ingin bekerjasama bersama Bunda Maria dan Gereja dalam menghancurkan ‘kepala ular’ yaitu memberantas kejahatan dan dosa
d. Legio Maria ingin membantu Gereja memperluas kerajaan Kristus dengan karya kerasulan.
e. Semua legioner ingin mematuhi pimpinan legio, pimpinan Gereja dan system Legio Maria
f. Legioner ingin selalu membantu uskup setempat, Pastor Pararoki dan para imam dalam pelayanan social dan aksi Katolik (karya kerasulan/karya penggembalaan)
2. Legioner dan Tritunggal Kudus bab 7 hal 44
Dalam bab ini ingin mengungkapkan bahwa cita-cita para legioner ingin mendekatkan diri dengan Allah Tritunggal Kudus. Usaha agar Allah Tritunggal menyemangati dan mendorong karya Legio Maria diungkapkan dengan doa-doa tesera dan rosario. Doa pembukaan legio pertama-tama menyerukan Allah Roh Kudus dan kesatuan Allah Tritunggal .
3. Legioner dan Ekaristi Kudus bab 8 hal 49
Sudah ditekankan sebelumnya bahwa kesucian anggota sangat penting bagi Legio. Kesucian merupakan sarana utama dalam karya legio. Maka sangat dianjurkan agar para legioner membekali diri dengan hidup rohani yang dalam. Hidup rohani sangat ditentukan oleh kekhusukan legioner dalam menghadiri misa kudus. Maka usahakanlah untuk sesering mungkin menghadiri misa kudus. Bagi legioner yang tinggal di dekat gereja dan kapel yang aktif, dianjurkan mengikuti misa kudus tiap hari. Ini wajib bagi anggota praetorian dan ajutorian. Untuk anggota aktif dan auksilier biasa yang tempat tinggalnya dekat gereja agar mengusahakan menghadiri misa harian sekurang-kurangnya 2 kali dalam satu minggu.
4. Perluasan dan pencarian anggota baru bab 31 halaman 197
Tugas perluasan ini bukan hanya untuk dewan yang lebih tinggi saja. Juga bukan hanya untuk perwira saja. Perluasan ini merupakan kewajiban setiap dewan dan presidium, bahkan setiap legioner. Maka setiap legioner harus senantiasa bertugas mencari anggota baru. Memang tidak mudah mencari anggota baru dan memperluas presidium. Betapun sulitnya tiap presidium harus tetap berusaha menambah anggota. Bila mungkin memekarkannya dan mengusahakan terbentuknya presidium yunior, demi masa depan legio.
5. Mewartakan Injil ke seluruh dunia bab 40 halaman 337
Pergi ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala makhuk (Mrk 16:15). Kata-kata ini merupakan nada kunci kehidupan kristiani.
Iman kita harus disebarluaskan kepada seluruh umat manusia dengan semangat yang tak terpadamkan. Ketika Kristus mengatakan segala makhluk, yang Ia maksudkan ialah semua orang.
Langkah pertama legioner harus mengadakan kontak dengan setiap jiwa di mana-mana. Allah tidak memerintahkan agar semua orang dipertobatkan, tetapi Allah memerintahkan agar semua orang disapa. Namun menolong sesame agar bertobat bukan tidak mungkin bagi legioner.
Visi lain … agar para legioner utamanya pengurus dewan melengkapi atau menyempurnakannya!
Misi Legio Maria
Misi adalah tugas untuk mewujudnyatakan visi. Cita-cita ideal pada visi, dikongkritkan.
Visi: Legioner ingin selalu memuliakan dengan doa dan karya, dikongkritkan pada misi dengan: tekun berdoa seluruh tesera. Doa-doa harian secara pribadi, melaksanakan doa dalam keluarga, doa dalam Lingkungan. Setia menghadiri Misa Kudus dsb.
Visi: Menguduskan anggota dengan karya. Dikongkritkan pada misi dengan:
a. Mengajar agama
b. Membina sekolah minggu
c. Melaksankan tugas-tugas parochial
d. Kunjungan keluarga
e. Kunjungan orang sakit
f. Kunjungan di Panti Asuhan dan Panti Jompo dsb.
Visi : Menghancurkan ‘kepala ular’ yaitu memberantas kejahatan dan dosa atas nama Bunda Maria dan Gereja, Kita kongkritkan pada misi legio dengan selalu mendekati melalui kunjungan menasihati, membujukrayu agar bertobat. Melalui pengajaran agama dan teladan hidup Katolik.
Visi patuh pada pimpinan dan system kita kongkritkan pada misi dengan: Setia pada kebijaksanaan uskup, pastor paroki dan para pemimpin rohani. Legioner selalu melaksanakan kaidah-kaidah legio sesuai dengan Buku Pegangan legio.
Selain yang tersebut di atas misi legio tersirat pada Buku Pegangan berikut:
1. Kerasulan Legio bab 10 halaman 63
Kerasulan kaum awam Legio Maria ini telah diakui oleh Gereja. Inilah pernyataan yang disampaikan oleh Kardinal Riberi, “Legio Maria adalah suatu tugas apostolic yang dihiasi dengan bentuk menarik dan merangsang; penuh daya hidup sehingga dapat memenangkan segala sesuatu; diperlakukan dengan cara yang dianjurkan Paus Pius XI, ialah, dengan ketergantungan kepada Perawan Ibu Tuhan; menuntut adanya kualitas sebagai dasar keanggotaan dan bahkan sebagai kunci kekuatan besar; dijaga oleh doa dan pengorbanan diri yang berlimpah, dengan system yang tepat, dan dengan kerjasama sempurna dengan imam. Legio Maria adalah mukjizat dalam dunia modern ini. (BP hal.66)
2. Tentang Tugas-tugas Pokok Para Legioner bab 33 hal .210
a. Menghadiri rapat dengan tertib dan teratur
b. Melaksanakan tugas mingguan
c. Melaporkan tugas pokok dan kegiatan
d. Merekrut anggota baru
e. Mempelajari Buku Pegangan
f. dsb
3. Saran Pelaksanaan Tugas Legio: antara lain:
a. Mengunjungi umat
b. Mencatat sensus paroki
c. Bekerja bagi orang yang paling malang dan terlantar
d. Pendampingan kaum muda
e. dsb.
Silahkan para legioner mengoreksi dan menambahkannya!
MOTIVASI DAN SPIRITUALITAS LEGIO MARIA
Motivasi Menjadi Legioner
Untuk dapat memahami dan menghayati karya LM dengan baik perlu terlebih dahulu membangun dan menumbuhkembangkan motivasinya.
Apa yang membuat Anda tertarik pada kerasulan Legio Maria?
Alasan dasar yang keluar dari niat yang murni dan tulus inilah yang membuat seseorang akan punya komitmen terhadap keputusan yang diambil.
Motivasi awal
Pada awalnya ada berbagai motivasi/alasan orang masuk Kerasulan Legio Maria. Antara lain :
1. Asal ikut
2. Diajak teman
3. Sungkan karena berkali-kali dikunjungi dan diajak berlegio
4. Tertarik pada penempilan pengurus/perwira Legio Maria
5. Sungkan dengan Pastor atau Asisten Pemimpin Rohaninya
6. Menghindari masalah keluarga/mencari kesibukan
7. Karena pacarnya legioner dsb.
Alasan-alasan ini tidak salah tetapi kurang tepat akibatnya kurang kuat. Harus diproses dan diluruskan.
Motivasi yang diharapkan:
1. Ingin menghayati sakramen baptis.
Kita semua yang telah dibaptis telah mengenakan Kristus (Gal 3:27)
Artinya kita yang telah dibaptis hidupnya harus berpola pada Kristus:
@ Hidup berlandaskan kasih
@ Hidup dalam kebenaran
@ Hidup dalam pelayanan
@ Hidup dalam kerukunan dan kedamaian
Meskipun semua itu harus disertai pengurbanan
2. Memenuhi Himbauan Kristus dalam sabda-Nya (Mat 28:18-20)
Yesus mendekati mereka dan berkata,”KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarilah kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai aklhir zaman”
Sebagai Legioner selaku rasul awam bukankah sabda tsb. Selalu mengiang-iang di telinga kita, selalu menggelitik hati kita. Mendorong kita untuk melaksanakannya.
Inilah alasan kita masuk dalam Organisasi Kerasulan Awam Legio Maria. Mau membantu karya Kristus untuk mewartakan ajaranNya dan menyebarluaskan kerajaanNya.
3. Menjadikan Kerasulan Legio Maria sebagai persembahan hidup kepada Tuhan dan GerejaNya.
Jadi kita merasul melalui Legio Maria ini merupakan persembahan kepada Kristus dan GerejaNya. Kalau kita jadikan persembahan harus kita laksanakan dengan baik. Ingatlah persembahan Kail dan Habel. Kain sebagai anak sulung, sebagai petani mempersembahkan buah yang kurang baik. Maka tidak berkenan pada Allah. Sedangkan Habel adik Kain sebagai peternak ia mempersembah domba yang tambun sehingga berkenan pada Allah.
Sebagai Legioner marilah kita persembahkan Kerasulan Legio Maria dengan sebaik-baiknya. Kalau kita berapat dan bertugas jangan dirasakan sebagai beban tetapi sarana untuk memperoleh rahmat.
Spiritualitas Legio Maria
Pengertian spiritualitas
Pengertian spiritualitas begitu luas dan berkembang, selalu berkaitan dan kadang-kadang dianggap sama. Istilah-istilah yang diartikan sebagai spiritualitas antara lain : hidup kristiani, hidup iman, hidup rahmat, hidup rohani, kekudusan, kesempurnaan, kesalehan. Matiraga, Roh Allah, semangat Allah dsb.
Berdasarkan keterangan di atas spiritualitas adalah segala kekayaan rohani. Kekayaan rohani ini hendaknya nyata dalam corak, gaya atau identitas suatu pribadi atau organisasi.
Spiritualitas Legio Maria
Spiritualitas LM merupakan berbagai kekayaan rohani yang ada pada Legio .Baik secara pribadi sebagai Legioner maupun sebagai Presidium atau Dewan.
Spiritualitas pada Legio Maria
Sebagai Presidium atau Dewan Legio Maria
(Ringkasannya kami tulis dalam Buku Saku Legio Maria hal.53) yaitu :
1. Hidup Tuhan Yesus Kristus yang selalu melayani semuanya.
Sepanjang hidupNya Yesus selalu berkeliling untuk melayani semua orang yang membutuhkan:
a. Melayani yang kekurangan anggur (Yoh 2:3)
b. Menyembuhkan yang buta (Yoh 9:1-41)
c. Yesus menyembuhkan orang tuli (Mrk 7:31-37)
d. Yesus menyembuhkan orang bisu (Mat 9:32-34)
e. Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta(Luk 5:12-16)
f. Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh ((Luk 5:17-26)
g. Yesus menolong yang kerasukan setan (Luk 9:31-42)
h. Yesus mengampuni Zakeus yang bertobat(Luk 19:1-10) dsb.
Karya pelayanan yang diteladankan Tuhan kita Yesus Kristus inilah yang menjadi salah satu dari spiritualitas Legio Maria. Kita terpanggil untuk merasul, meneruskan karya Kristus. Marilah kita berlomba-lomba saling melayani!
2.Spiritualitas LM yang kedua
Roh Kudus yang selalu menyemangati dan memperbarui
Allah Roh Kuduslah yang selau kita serukan yang pertama kali dalam doa tessera. Kita selalu mengharapkan agar Roh Kudus selalu dating, menyemangati dan membaharui. Hal ini akan terjadi bila kita menyediakan diri membuat hidup kita pantas menjadi bait Roh Kudus. Bila kita menyediakan diri untuk Roh Kudus, kita akan dipakai sebagai perpanjangantanganNya dan corong untuk mewartakan sabdaNya.
Dengan Roh Kudus selalu menyertai dan menyemangati, kita akan selalu diperbarui semangatnya.
Zaman kita ini memang zaman Roh Kudus. Allah Tritunggal berkarya dalam Roh Kudus. Karena Roh maka tidak tampak tetapi kita harus percaya bahwa Allah Tritunggal meraja dalam Roh Kudus.
Roh Kudus berkarya lewat Gereja jadi termasuk kita yang percaya kepadaNya.Maka marilah berupaya menghasilkan buah-buah Roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri (Gal 5:22)
3. Spiritualitas Legio Maria yang ketiga
Keteladanan Bunda Maria
Bagi kita para legioner sudah seharusnya meneladan Bunda Maria. Karena Bunda Maria adalah Ratu dan Panglima Legio Maria.
Apa yang harus kita teladani dari Bunda Maria? Adalah keutamamaannya. (Lihat di Buku Saku Legio Maria hal 21 no 49)
Kami tidak menguraikan semuanya, hanya beberapa yang sangat dominant dalam Legio Maria:
a. Ketaatannya
Bunda Maria taat dan setia pada panggilannya sebagai ibu Kristus dan ibu Gereja dan ibu umat manusia (sebagai Hawa Baru)
Bunda Maria juga setia dalam mendampingi Kristus dalam karya penyelamatan. Dalam suka dan duka.
Kata Maria,”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
Demikian hendaknya taat pada system Legio Maria. Setia menyelenggarakan rapat Presiodium atau Dewan. Setia menghadiri rapat dan melaksanakan tugas-tugas Legio Maria.
b. Kerendahan hatinya
Bunda Maria selalu dalam bersikap rendah hati, tidak menonjolkan diri. Dia ratu para rasul, tetapi tak menonjolkan kerasulannya. Bunda Maria merasul tidak dengan kata2 melainkan dengan teladan hidupnya.
Demikian hendaknya juga para legioner bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh dan suka menghormati dan menghargai orang lain.
c. Imannya yang sempurna:
Iman dan kepercayaan Bunda Maria terhadap Allah dalam Yesus Kristus tak perlu diragukan.. Semua keutamaan dan sifat-sifatnya yang ada pada Bunda Maria, bersumber dari imannya. Demikian hendaknya Para Legio-ner berimankan Katolik yang nyata dalam perbuatan sehari-hari. Sebab iman tanpa perbuatan adalah sia-sia ( Yak 2:17)
Spiritualitas ini kecuali mendorong dan menyemangati Presidiu, dan Dewan juga harus menjadi spiritualitas bagi pribadi Para Legioner masing-masing.Presidium atau Dewan akan menjadi hidup dan kuat bila tiap pribadi Legioner menghayati spiritualitasnya.
Kesimpulan
Kunci sukses kerasulan Legio Maria antara lain ditentukan oleh :
1. Motivasi menjadi anggota benar
• Anggota menghayati sakramen baptis
• Melaksanakan himbauan Kristus (Mat 28:18-20)
• Menjadikan Legio Maria sebagai persembahan hidup
2. Semua anggota menghayati spiritualitasnya:
• Hidup dalam pelayanan
• Hidup dalam Roh Kudus
• Meneladan Bunda Maria
3. Iman anggota/Legioner mantab. Iman yang diwujudkan dengan:
• Hidup berdoa
• Hidup dalam sabda/Kitab Suci
• Hidup sacramental, khususnya Ekaristi
• Hidup menggereja.Hidup dalam comunio
• Sering membekali diri dengan : up grading, rekoleksi, retret, ziarah dsb.
A.Y.Surono
SEREMONIAL PERESMIAN DEWAN
Ketua Dewan Regia/Senatus memanggil calon perwira Kom.:
R/S : Apakah dengan tulus hati Sdr/i sanggup menjadi perwira
Dewan Komisium?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/i menyelenggarakan rapat Komisium tiap
bulan dengan tertib?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/I menghadiri rapat Regia sebulan sekali?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/I mematuhi system Legio Maria sesuai Buku
Pegangan Legio yang berlaku?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/I mengelola Dewan Kuria dan Presidia
yang langsung bergabung?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/I menjalin kerjasama dengan Pemimpin
Rohani , Pastor Paroki dan Uskup setempat?
CP : Ya, kami sanggup
R/S : Sanggupkah Sdr/i taat pada Dewan yang lebih tinggi?
CP : Ya, kami sanggup
Atas nama Dewan Konsilium dan Senatus hari ini …,tgl. …
Dewan Anda kalian … kami tingkatkan statusnya menjadi Dewan ….
Semoga Bunda Maria merestui dan Tuhan memberkati Anda semua
CP : Amin.
SENATUS MALANG
SISTEM LEGIO MARIA
I. Pendahuluan
Agar dapat memahami dan menghayati pengertian berlegio, maka setiap legioner hendaknya tahu motif dasar menjadi legioner.
Masuk menjadi anggota Legio Maria jangan terlalu tergantung pada teman atau pribadi pengurus. Bukan juga karena senang atau tidak senang. Sebab kalau hanya bergantung pada teman, bila teman tidak aktif atau pindah maka anggota tersebut akan terpengaruh. Demikian juga kalau dasarnya hanya senang, tentu mudah bosan.
Jadi motif dasar apakah yang harus dimliki oleh Legioner?
Motif yang harus mendasari seorang Legioner adalah :
1. Ingin menghayati Sakramen Baptis.
Berkat Sakramen Permandian, kita mempunyai martabat sebagai anak Allah. Santo Paulus pernah berkata,”Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (Gal 3: 26-27). Dan semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak-anak Allah (Rom 8 : 14).
Maka melalui wadah Kerasulan Legio Maria ini kita ingin dan berusaha menghayati pola hidup kita ingin dan berusaha menghayati pola hidup Kristus, yaitu hidup yang didasari oleh pelayan, pengurbanan diri dan cinta kasih. Maka dalam hidup Legioner hendaknya dikembangkan cinta kasih yang tulus, iman yang hidup, rela bekorban demi kebahagiaan sesama dan semangat pelayanan tanpa membeda-bedakan. Tidak hanya dalam kata, tetapi dalam tindakan yang nyata.
2. Ingin melaksanakan himbauan Kristus
Tuhan Yesus pernah bersabda, ”Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”. ( Mat 28:19-20)
Inilah motivasi kedua mengapa kita menjadi anggota Legioner. Karena terbakar oleh sabda Kristus untuk pergi mewartakan sabdaNya.
Maka melalui karya kerasulan Legio Maria ini kita ingin melaksanakan perintah itu. Memang bukan hanya melalui Legio Maria kita dapat melaksanakan sabda itu. Kita dapat melaksanakan dengan berbagai cara dan media. Namun para Legioner yakin bahwa melalui kerasulan Legio Maria dapat secara efektif melaksanakan tugas ini. Hal ini didukung oleh mekanisme kerja Legio Maria yang tertib dan teratur.
Dengan kedua motif dasar ini berarti para Legioner dapat mencapai tujuan kerasulan Legio Maria yaitu : Menyucikan diri sendiri dan orang lain melalui doa dan karya.
II. Pengertian Sistem Legio Maria
Sistem legio Maria adalah seperangkat komponen kegiatan rohani yang saling terkait, yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Bila dipisahkan satu mata rantai saja dari sistem tersebut akan merusak keseluruhan.
Maka sistem Legio Maria tak dapat diubah-ubah. Setiap perubahan betapapun kecilnya, akan berakibat timbulnya perubahan-perubahan yang lain, sehingga akan muncul organisasi yang namanya saja Legio, tetapi tidak memiliki ciri Legio Maria yang benar.
Kadang-kadang orang yang merasa dirinya ”maju” bertindak untuk menghilangkan sebagian dari sistem Legio Maria, dengan alasan agar lebih hidup. Dapatkah mereka bertahan?
Seperti juga daerah tertentu, mereka merasa punya perkecualian maka sering mengusulkan agar sistem Legio diperlunak untuk disesuaikan dengan keadaan setempat. Perubahan yang dilakukan akan berakibat tidak baik, karena seringkali perubahan itu berlatar belakang ”ingin bebas” cenderung mencari enaknya sendiri.
Kalau di suatu tempat diizinkan melakukan perubahan, bagaimana di tempat lain? Bukankah di tempat lain juga ingin melakukan yang sama? Apa akibatnya? Kacau! Ciri Legio Maria menjadi hilang. (Baca BP bab 15)
Maka kalau ingin menjadi legioner yang sejati taatilah sistemnya. Ikutilah petunjuk Buku Pegangan. Renungkanlah dan terapkanlah yang tertulis pada pengantar Buku Pegangan berikut :
Legio adalah suatu sistem yang dapat digoyahkan dengan menghapus atau mengubah salah satu bagian dari padanya. Mengenai hal ini Whittier telah membuat suatu syair yang bunyinya :
”Tariklah sebenang saja,
Maka sarang laba-laba kau rusakkan.
Satu saja dari seribu nada sumbang,
Maka bunyi yang menyerikan
Merusak seluruh lagu”.
Dengan demikian jelas sistem Legio Maria wajib kita taati. Salah satu alasan mengapa Senatus mengangkat dan mengesahkan suatu dewan Legio Maria adalah agar dewan tersebut dapat diserahi tanggung jawab untuk menjaga keutuhan sistem Legio. Dengan sekuat tenaga dewan-dewan itu harus menjunjung tinggi kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Sistem apa sajakah yang dimaksud? Marilah kita bicarakan beberapa di antaranya.
III. Komponen-Komponen Sistem Legio Maria
A. Sistem Rapat Presidium
Komponen yang pertama dan utama adalah Sistem Rapat Presidium. Karena dalam rapat Presidium terdapat beberapa mata rantai kegiatan rohani. Kegiatan tersebut merupakan proses pembentukan rasul awam. Maka sering dikatakan bahwa rapat presidium adalah jantung Legio dan sekolah kerasulan. Bila jantung kita tak normal badan kita terasa sakit. Demikian bila rapat presidium tidak tertib, presidium itu tidak sehat.
Menurut sistem, rapat presidium diadakan tiap seminggu sekali. Sedang rapat dewan sebulan sekali. Hendaklah diselenggarakan secara tetap dan tepat. (Instruksi tetap pertama).
Rapat Presidium dikatakan sebagai sekolah kerasulan karena di dalamnya terdapat banyak latihan kegiatan rohani.
Kegiatan rohani yang membentuk semangat kerasulan tersebut adalah :
1. Doa
Doa adalah kekuatan utama dalam dalam Legio Maria. Dalam doa kita menjalin hubungan khusus dengan Allah Roh Kudus, Bunda Maria dan gerejaNya. Memang kalau kita renungkan isi doa tessera itu sangat kaya.
Terbagi menjadi 3 bagian pokok yaitu:
a. Doa kepada Roh Kudus :
Kita mengharapkan kehadiranNya untuk memberikan api cinta dan kebijaksanaan sejati. Dengan penyertaanNya memungkinkan kita untuk dapat melakukan perbuatan dan perkataan yang berkenan kepada siapa saja. Lebih dari itu Roh Kuduslah yang mensucikan dan menguatkan iman kita, sehingga kita mempunyai kharisma untuk mewartakan ajaranNya. Roh Kudus pulalah yang membentuk kita menjadi rasul.
b. Bagian kedua dari doa tessera adalah doa kepada Bunda Maria.
Kita ungkapkan sikap hormat dan bakti kita kepada Bunda Maria, melalui doa rosario dan pujian/Catena Legionis. Doa rosario dalam Legio Maria sedikit berbeda dengan praktek doa rosario dalam kesempatan lain. Tujuannya sama : untuk menghormati Bunda Maria dengan merenungkan misteri hidup Tuhan kita Yesus Kristus. Pelaksanaannya saja yang berbeda yaitu tanpa doa credo atau ”Aku Percaya” dan meniadakan doa ”Kemuliaan dan Terpujilah”. Bukan maksudnya mengecilkan arti dan makna doa tersebut. Hanya demi keseragaman dan untuk memberi ciri khas Legio Maria.
Spesifikasi doa rosario dalam Legio Maria, disamping dengan cara tersebut di atas juga dengan ”mengangkatnya” doa Bapa Kami dan Salam Maria, secara bergantian tiap persepuluhan, telah lama kita praktekkan.
c. Isi doa tessera yang ke-3 adalah: Doa Gereja.
Yaitu dalam doa penutup.
Doa penutup tessera ini sangat kaya. Coba doakan dengan perasaan, renungkan dan meditasikan setiap pagi sebelum Misa Kudus harian Anda, kita akan menemukan kekayaan di dalamnya.
2. Bacaan Rohani
Bacaan Rohani adalah kesempatan kita untuk mendengarkan pesan-pesan Kristus yang tersirat di dalamnya. Buku Pegangan memang bukan Kitab Suci tetapi banyak isi Kitab Suci yang dijabarkan secara praktis. Buku Pegangan disusun untuk memberi bimbingan Kerasulan Legio Maria. Agar lebih lengkap pembekalannya, legioner dianjurkan agar :
a. Dalam rapat Legio dianjurkan membaca buku Pegangan.
b. Dalam hidup sehari-hari, rajin-rajinlah membaca Kitab Suci. Karena Kitab Suci adalah sumber kehidupan iman.
3. Alokusio
Melalui alokusio para Legioner menerima petunjuk dan bimbingan rohani yang diintegrasikan dalam organisasi kerasulan.
Memberikan alokusio adalah kewajiban Pemimpin Rohani. Bila beliau berhalangan menjadi kewajiban ketua atau awam yang mampu. Ingat, memberikan alokusio adalah pelayanan sabda tak boleh dibuat main-main.
Agar terarah dan hidup, alokusio harus disiapkan. Doa, bacaan rohani dan alokusio adalah yang memberi porsi khusus untuk pembentukan iman yang kuat dan semangat merasul. Di sini mau menekankan bahwa untuk berkarya di bidang pelayanan harus dilandasi iman dan hidup rohani yang mendalam.
4. Laporan tugas
Setiap minggu sekali para Legioner diwajibkan bertugas minimal dua jam. Tugas itu wajib dilaksanakan sungguh-sungguh dan disertai rasa tanggung jawab.
Tugas-tugas tersebut harus dilaporkan dalam rapat presidium. Laporan hendaknya disampaikan secara singkat, padat dan jelas. Terutama secara lisan. Namun baik juga bila ringkasan laporan tersebut diberikan kepada sekretaris secara tertulis. Dengan demikian memudahkan tugas sekretaris.
5. Evaluasi tugas / pembahasan
Segera setelah laporan tugas disampaikan rapat memberikan tanggapan di bawah koordinator ketua. Dengan demikian laporan ”didengarkan” dan dievaluasi.
Tiap laporan mendapatkan porsi tanggapan yang berbeda, sesuai dengan kadar urgensinya. Tak perlu bertele-tele mendiskusikan sesuatu yang biasa atau tidak penting.
6. Pembagian tugas
Tugas-tugas hendaknya sudah disiapkan oleh ketua dari rumah. Tugas diberikan secara tertulis pada secarik kertas, yang berisi data singkat orang-orang yang akan dikunjungi.
Data tersebut berupa: nama, alamat dan keterangan singkat serta arah kunjungan. Menurut sistem Legio Maria tugas dilaksanakan berdua-dua, kecuali tugas khusus misalnya mengajar agama.
Patner tugas serta macam tugas hendaknya diatur bervariasi. Jenis-jenis tugas hendaknya disesuaikan dengan program kerja Legio Maria, program paroki dan kebutuhan aktual saat itu.
7. Melaksanakan tugas
Melaksanakan tugas memang tidak termasuk dalam rapat presidium, tetapi berkaitan erat. Tugas yang dilaksanakan itu berasal dari rapat presidium. Inilah yang disebut tugas pokok. Seorang Legioner harus pandai membagi waktu. Hendaknya menyisihkan waktu tiap minggu dua hari. Untuk rapat presidium dan untuk melaksanakan tugas.
Mengapa tugas harus dilaksanakan dengan kesungguhan dan bertanggungjawab? Karena kita persembahkan kepada Kristus dan GerejaNya. Bukankah dalam rapat presidium kita menghadirkan Tuhan? Ingat sabda Yesus,” Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, Aku hadir di tengah-tengah mereka”. (Mat 18 : 20). Lagi pula kita harus yakin bahwa tugas tersebut dari Bunda Maria, Ratu Legio. Karena kita adalah prajurit Maria dan Bunda Maria adalah panglimanya. Prajurit manakah yang berani melalaikan tugas dari panglimanya?
B. Sistem Kunjungan dan Kontak Pribadi
Pendekatan yang digunakan dalam Legio Maria adalah kunjungan keluarga dan kontak pribadi. Ini diwajibkan terutama untuk Presidium Senior.
Menurut sistem, tugas kunjungan dan kontak pribadi harus dijalankan berdua-dua (BP bab 38 No 9) agar saling memperkuat. Dalam wawancara dapat saling mengisi dan melengkapi. Menjaga agar lebih tertib dalam bertugas. Kalau kita sudah berjanji pada hari dan jam tertentu akan bertugas bersama, tentu malu untuk ingkar janji. Sistem berkunjung berdua-dua ini diilhami oleh cara kerja Yesus yang mengutus para muridNya berdua-dua. (Mrk 6 : 7)
C. Sistem Pembinaan
Di dalam Legio Maria ada banyak sistem pembinaan anggota. Pembinaan anggota dilaksanakan dalam tingkat presidium dan tingkat dewan. Ada pula yang campuran, artinya dapat diselenggarakan oleh Presidium atau oleh dewan.
1. Pembinaan anggota tingkat presidium
Dapat dilaksanakan dengan :
a. Rapat presidium (telah dibahas di depan)
b. Mempelajari Buku Pegangan :
Dengan memahami isi buku Pegangan, anggota akan tahu ketentuan dan kaidah-kaidah berlegio. Akan tahu pula apa yang menjadi tugas dan kewajiban anggota. Mempelajari Buku Pegangan dapat dilaksanakan di dalam rapat Presidium, dapat pula di luar rapat. Studi Buku Pegangan secara serius dapat dilaksanakan dalam kelompok besar. Beberapa presidium dapat bergabung, dalam bentuk seminar atau diskusi atau konggres Legio.
c. Reuni Tahunan Bersama ( BP bab 23 hal.110 )
Pertemuan ini pertama kali diadakan pada 10 September 1922 dengan tujuan memperingati berdirinya legio. Dalam tahun-tahun berikutnya pertemuan semacam ini dilaksanakan pada pesta peringatan Maria Semula Jadi Tak Bercela.
Acara biasanya diatur dalam dua tahap :
- Tahap pertama bersifat ritual/gerejani misalnya Perayaan Ekaristi.
- Tahap kedua: Ramah tamah di samping ada acara hiburan, ada sambutan dan ceramah mengenai Legio Maria. Dalam pertemuan ini acara kaku dan resmi harus dihindari. Tujuan utama untuk saling mengenal antara anggota presidium yang satu dengan yang lain.
d. Pertemuan di Alam Terbuka (BP bab 23 hal. 111)
Tidak diwajibkan tetapi dianjurkan.
Bentuknya dapat berupa darma wisata, ziarah, atau pertemuan lain di alam terbuka. Dapat diselenggarakan oleh seluruh anggota dalam presidium atau beberapa presidium secara bersama-sama.
2. Pembinaan anggota tingkat dewan
a. Rapat Dewan
Rapat Dewan Kuria, Komisium atau Senatus tiap bulan secara teratur itu sudah merupakan sarana pembinaan. Mengapa? Karena di dalam pertemuan tersebut ada laporan tahunan dari beberapa presidium dan dewan. Laporan yang berbobot yang memuat berbagai tugas dan kegiatan selama satu tahun, akan memberi pengalaman baru bagi presidia dan dewan lain. Pembahasan dan saran-saran serta komentar yang tepat dari peserta akan memperkaya wawasan Legio.
b. Rapat Pengurus Dewan
Sebagai pengurus atau perwira dewan harus kompak, kerjasama yang baik. Untuk itu perlu sering bertemu. Baik secara resmi dalam rapat pengurus, maupun dalam hubungan kekeluargaan. Pertemuan pengurus dapat dilaksanakan sebelum rapat pleno bulanan, yaitu rapat kuria, Komisium atau Senatus. Dalam rapat pengurus ini dapat dibicarakan berbagai hal. Misalnya menyusun program kerja, mengatur strategi tugas, menyiapkan rapat tiap bulan, mengevaluasi presidia atau dewan asuhannya, merencanakan pembinaan, kaderisasi, perluasan dan sebagainya.
c. Supervisi
Supervisi adalah salah satu media pembinaan bagi dewan terhadap presidia atau dewan asuhannya. Dalam BP bab XX No. 1 dikatakan tugas dewan a.l : menggalang persatuan, menjunjung tinggi asas-asas Legio Maria, menjaga kemurnian jiwa Legio serta peraturannya dan mengembangkan organisasi sesuai dengan Buku Pegangan resmi.
Tugas ini berupa pelayanan pastoral terhadap wilayah asuhannya. Seringkali sangat komplek masalahnya, maka membutuhkan tenaga yang sungguh militan dan punya kharisma untuk ini.
Pelayanan di bidang supervisi ini menjadi salah satu penentu keberhasilan kedua belah pihak.
d. Korespondensi
Ingatlah bahwa para rasul, karena didorong oleh semangat kasih dan tanggung jawabnya terhadap umat dan wilayah asuhannya selalu mengirim surat pastoral. Isi surat itu dapat kita nikmati sampai sekarang. Itulah yang kita kenal dengan surat-surat para rasul atau surat Katolik.
Demikianlah gambaran bagi dewan Legio dalam berkorespondensi. Jangan hanya berupa pengiriman notulen saja melainkan juga gambaran keadaan. Bagi dewan yang lebih tinggi terhadap dewan asuhannya dapat berupa bimbingan pastoral.
D. Sistem Kepemimpinan
Kepemimpinan LM berdasarkan pola kepemimpinan Kristus. Bukan mencari pangkat dan kedudukan. Bukan mencari penghormatan melainkan pelayanan kasih.
Makin tinggi kedudukan seorang pemimpin makin besar tanggung jawab dan pelayanan yang diberikan. Pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpin.
Pemimpin LM bukan pemimpin di belakang meja yang hanya mengomando saja. Tidak! Dalam LM pemimpin adalah perencana sekaligus jadi pelaksana. Ia adalah dinamisator sekaligus motor dalam organisasi.
Kepemimpinan dalam LM mengandung unsur-unsur:
1. Pelayanan
2. Pembinaan
3. Keteladanan
4. Kekeluargaan
Kewajiban Pemimpin Legio Maria
Seperti telah disinggung di atas yaitu:
a. Menjaga agar sistem Legio dijunjung tinggi
b. Memberi motivasi agar tugas dan kewajiban dilaksanakan dengan baik
c. Setia menghadiri rapat dewan lebih tinggi
d. Menyusun program kerja bersama perwira lain dan menjabarkannya dalam tugas-tugas
e. Menyusun dan mempertanggungjawabkan laporan tahunan
f. Mengelola dan mengarahkan rapat agar hidup dan menarik
Komposisi Perwira/Pengurus LM
? Pemimpin Rohani
? Ketua
? Wakil ketua
? Sekretaris
? Bendahara
Dalam dewan dapat ditambahkan Sekretaris II dan Bendahara II bila diperlukan.
Struktur LM dari atas ke bawah:
a. Konsilium di Dublin, Irlandia
b. Senatus di tiap negara
c. Regia di tiap negara bila diperlukan
d. Komisium di wilayah keuskupan (satu atau beberapa keuskupan)
e. Kuria di paroki atau keuskupan
f. Presidium di suatu paroki
E. Sistem Keanggotaan
Keanggotaan LM melalui proses pencalonan selama 3 bulan. Selama 3 bulan setelah ia menyatakan diri menjadi anggota, ia sudah dilibatkan langsung. Ia harus menghadiri rapat tiap minggu dan melakukan tugas dan kewajiban legio. Namun statusnya masih calon anggota.
Jika selama 3 bulan ia sudah menunjukkan semangat dalam kehadiran dan tugas-tugas maka ia dinyatakan memenuhi syarat. Maka ia diterima sebagai anggota aktif tetap dengan mengucapkan janji legio. Tetapi jika dalam masa percobaan ia kurang setia dalam kehadiran, maka masa percobaan diperpanjang 3 bulan lagi.
Tingkat keanggotaan LM ada 2 kelompok yaitu:
a. Anggota aktif biasa
b. Anggota pretorian, yaitu anggota yang selain menjalankan sebagai anggota aktif biasa, mereka menambahkan kewajiban:
? Berdoa seluruh tessera tiap hari
? Menghadiri Perayaan Ekaristi dan menyambut komuni tiap hari
? Mendoakan ofisi ”Perawan yang Terberkati”
c. Keanggotaan auksilier biasa
Berkewajiban berdoa tessera setiap hari. Mereka punya andil besar dala LM. Berperan sebagai pasukan di garis belakang. Merekalah yang menyiapkan perlengkapan dan makanan bagi pasukan yang bertugas di garis depan.
d. Keanggotaan ajutorian
Adalah anggota auksilier yang menambahkan kewajiban seperti yang dilakukan oleh anggota pretorian.
Menurut umur LM dibagi menjadi 2 tingkat yaitu tingkat yunior yang berusia 18 tahun ke bawah. Tingkat senior, 18 tahun ke atas.
F. Sistem Penuntun dan Calon (BP Bab 6 No. 5)
Menurut Legio, seorang rasul dibentuk melalui sistem penuntun dan calon. Suatu latihan yang ideal. Seorang penuntun langsung menghadapkan calon pada tugas dan kewajiban sambil diberi petunjuk-petunjuk praktis. Penuntun menunjukkan bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Kemudian si calon sendiri mencoba mengerjakan. Bila ada kekeliruan, penuntun membetulkan atau meluruskan. Sistem ini lebih efektif dari pada sistem kuliah, di mana calon banyak mendengarkan ceramah dan teori-teori.
RAPAT PRESIDIUM LEGIO MARIA
Pengertian rapat presidium
Rapat Presidium Legio Maria adalah pertemuan bersama seluruh anggota dalam satu Presidium. Mereka membuka rapat dengan doa pembukaan dari lembar doa legio yang disebut tessera. Setelah berdoa pembukaan, dibacakan bacaan rohani dari Buku Pegangan Legio. Kemudian dibacakan notulen rapat minggu yang lalu dst (Susunan acara rapat presidium yang lengkap baca Buku Saku LM hal 8 no.17) Inilah tindakkan pertama kerasulan Legio Maria yaitu menyelenggarakan rapat presidium dan menghadirinya dengan setia. Rapat Presidium diadakan setiap seminggu sekali secara tertib, tetap dan tepat waktu. Terselenggaranya rapat presidium dengan tertib adalah tanggungjawab perwira presidium dibawah coordinator ketua Presidium. Maka perwira hendaknya hadir 5 atau 10 menit sebelumnya
Kewajiban pertama anggota Presidium adalah menghadiri rapat mingguan, menjalankan tugas dan berdoa Katena setiap hari. (Baca intruksi tetap BP bab 18 no.7 hal 21)
Fungsi Rapat Presidium
a. Rapat Presidium adalah jantung kerasulan Legio Maria
Bagaikan kehudupan manusia, bila jantungnya sehat, detak jantungnya normal orang itu pasti sehat. Jantung berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh. Demikian juga rapat presidium. Rapat presidium inilah yang menentukan maju mundur dan hidup matinya kerasulan Legio. Maria. Kalau rapatnya tertib, terarah dan bersemangat pasti Presidium akan hidup dan berkembang. Kalau jantung seseorang detaknya tidak teratur, tersendat-sendat, orang itu pasti tidak sehat. Demikian juga kalau rapat Presidium itu tidak teratur. Kehadiran perwira dan anggota tidak menentu. Perwira dan anggota terlalu mudah meninggalkan rapat. Sering tidak hadir dengan berbagai alasan. Presidium yang keadaannya seperti ini akan melemahkan semangat anggota. Perlu disemangati dengan diberikan pembekalan rohani. Kalau tidak akan tetap kembang kempis hidupnya.
b. Rapat Presidium merupakan sekolah kerasulan.
Dikatakan demikian karena dalam rapat Presidium para legioner dididik, dilatih dan melaksanakan beberapa kegiatan secara rutin dan teratur antara lain:
• Hidup tertib, setia , disiplin dan rendah hati(Ciri Legio Maria)
• Bertanggung jawab terhadap rapat dan tugas-tugas LM
• Dilatih trampil berbicara melalui penyampaian laporan tugas, memberi tanggapan dan komentar terhadap laporan.
• Rapat Legio Maria merupakan tempat pembekalan rohani melalui doa-doa kepada Roh Kudus dan Allah Tritunggal. Kepada Bunda Maria dan para kudus. Melalui bacaan rohani dan alokusio.
Kegiatan ini dilakukan tiap minggu selama bertahun-tahun. Kalau ini dilakukan dengan semangat, tulus dan dijadikan pola hidup pasti akan berkembang dalam keseharian para legioner. Maka para legioner akan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat.
(Fungsi rapat Presidium baca Buku Saku LM hal 10 no.20)
Persiapan Rapat Presidium
a. Persiapan Ketua
Tugas ketua presidium menjelang rapat presidium yang pertama adalah menyiapkan tugas-tugas pokok yang akan dibagikan kepada para anggota. Tugas itu sudah ditulis pada lembar tugas. Jadi pada lembar tugas sudah dituliskan nama, alamat, dan arah tugas. Petugas berpasangan dan mendapat tugas mengunjungi dua keluarga(dua orang). Ketua Presidium hendaknya punya banyak daftar nama orang yang akan dikunjungi. Data ini dapat diperoleh dari Ketua-ketua Lingkungan. Dari ketua Seksi Liturgi Paroki dapat diperoleh nama-nama baptisan baru dan krismawan-krismawati tiap tahun. Jenis tugas juga dapat diperoleh dari usulan para anggota dsb. Tiap presidium hendaknya punya kreatifitas dalam mencari tugas. Selanjutnya dapat disiapkan juga tugas mempelajari Buku Pegangan. Bab, nomer dan halaman berapa yang akan ditugaskan. Dalam satu kali rapat dapat menugaskan seluruh anggota. Dijadwal mulai dari perwira hingga semua anggota,demikian juaga bab dan topiknya. Ketua menyiapkan bacaan rohani dan alokusio hanya bila sudah pasti Pemimpin Rohani atau asisten Pemimpin Rohani tidak hadir.
Jangan lupa juga menyiapkan perlengkapan :Buku Pegangan, rosario, tessera, buku catatan, pengumuman, laporan kunjungan dsb
Kalau ketua berhalangan harus menyerahkan semua itu pada wakil ketua. Sebaiknya jauh sebelumnya,jangan mendadak.
b. Persiapan perwira lain
• Wakil ketua: menyiapkan Buku Presensi dan Buku daftar anggota auksilier.Jangan lupa juga menyiapkan laporan tugas pokok dan kegiatan minggu yang lalu secara tertulis.Kalau ada calon yang sudah waktunya mengucapkan janji beritahukan kepada ketua.
• Persiapan Sekertaris adalah Buku Notulen yang sudah siap dengan notulen rapat minggu yang lalu.Juga laporan tugas pokok dan kegiatan minggu yang lalu untuk laporan sekertaris sendiri.
• Persiapan Bendahara : Buku catatan keuangan.harus tertib dan cocok dengan yang ditulis sekertaris pada buku notulen.Persiapan berikutnya adalah kantong kolekte,dan perlengkapan Legio yaitu: taplak, veksilum, lilin, bunga,dll Semua menjadi kewajiban bendahara. Sebagian dapat didelegasikan pada anggota. Kalau perwira berhalangan wajib menyerahkan buku-buku catatan ini kepada ketua presidium.Selanjutnya ketua dapat mendelegasikan tugas ini untuk dirangkap oleh perwira lain.Semua perwira memang harus menyiapkan laporan tugas pokok dan kegiatan.Bila berhalangan yang dikirim hanya buku catatan.Tugas pokok dan kegiatan tidak perlu dikirimkan .Tugas tersebut akan disampaikan oleh patner tugas.
Bacaan Rohani
Bacaan rohani diambil dari Buku Pegangan Legio Maria. Sebab buku tersebut dikemas untuk memberikan petunjuk tentang system Legio Maria berorganisasi. Boleh sesekali diambil dari Kitab Suci atau bacaan lain. Namun pengetrapannya hendaknya diarahkan pada kehidupan para legioner. Bacaan rohani sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan Presidium. Tidak harus urut. Jangan terlalu panjang, ambillah yang penting, cukup dua atau tiga alinea.Bacaan rohani adalah tugas Pemimpin Rohani atau Asisten Pemimpin rohani. Bila beliau berhalangan adalah tugas ketua.
Intruksi tetap
Intruksi tetap dibacakan pada tiap minggu pertama dalam bulan. Dibaca bersama seluruh anggota atau diwakili oleh ketua. Dengan sikap berdiri dengan suara lantang.
Bunyi intruksi tetap sebagai berikut
Tugas legio mewajibkan setiap legioner :
1. Hadir teratur dan tepat waktu dalam rapat mingguan presidium, dan melengkapi kehadirannya dengan laporan yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan yang telah dilakukan.
2. Mendoakan doa Katena setiap hari
3. Melakukan pekerjaan legioner dalam semangat iman dan persatuan dengan Maria, sedemikian rupa sehingga dalam pekerjaan , dan mereka yang terlibat di dalamnya dan dalam diri rekan anggota, tampak Pribadi Kristus yang dilayani oleh Maria, Ibu-Nya.
4. Memegang rahasia dari segala sesuatu yang dibicarakan atau yang dipelajari dalam rapat yang berkaitan dengan karya legioner.
Intruksi tetap memang hanya dibacakan pada rapat presidium
Tetapi maknanya berlaku juga untuk dewan.
Jadi perwira Kuria wajib menghadiri rapat Komisium atau dewan lain dimana mereka bergabung. Demikian juga seterusnya bagi dewan lain.
Catatan: Bagi Kuria atau presidium dalam kota yang wajib hadir, upayakan agar hadir 4 perwira seluruhnya.
Tugas pokok Anggota
Tugas pokok Legio Maria adalah pelayanan di bidang pastoral, kerasulan dan kemasyarakatan Contohnya: Kunjungan keluarga, kontak pribadi, mengajar agama, membina sekolah minggu, mengunjungi orang sakit, tugas kegerejaan, kerja bakti, mengikuti paguyuban RT/RW, ikut kegiatan PKK untuk ibu-ibu dan kegiatan karang taruna untuk kaum muda dsb. Semuanya dilaksanakan dengan system kunjungan dan kontak pribadi.
Tugas utama presidium senior adalah kunjungan keluarga.
Idealnya dari rumah ke rumah. Diurut dari tetangga terdekat, baik Katolik maupun non Katolik. Kenyataan yang sering terjadi hanya sebatas orang Katolik atau orang Kresten saja. Kunjungan kepada orang muslim hanya pada waktu idulfitri saja. Pada hari biasa kita mengunjungi orang muslim yang sudah kenal atau yang masih ada hubungan famili saja. Atau tetangga muslim yang sedang sakit serius.Tiap presidium hendaknya mencari cara untuk meningkatkan kepedulian menjalin persahabatan sejati lintas agama. Marilah kita pertahankan kerasulan kunjungan keluarga ini! Kita laksanakan dengan semangat kasih yang tulus.
Ingatlah kalau kita bertugas kunjungan, kita berperan sebagai pelita dan garam di tengah masyarakat. Kita menghadirkan Kristus pada keluarga tsb. Maka akhirilah kunjungan Anda dengan doa pendek saja.Misalnya Doa Bapa Kami dan Salam Maria.
Kontak pribadi adalah kontak legioner dengan pribadi seseorang yang kita jumpai. Di ruang tunggu dokter, di terminal, stasiun, di dalam kendaraan umum, dengan teman se bangku di bis dsb. Anda dapat berkenalan, tegur sapa, berkomunikasi secara akrap. Kalau sudah akrap dapat Tanya alamat dan nomor HP hingga terus dapat berkomunikasi. Kontak pribadi juga dapat terjadi dengan keluarga atau seseorang yang seharusnya Anda kunjungi namun sulit dihubungi di rumah. Maka Anda dapat berkomunikasi lewat telepon. Atau pada saat bertemu di gereja, di mol dsb. Anda dapat berdialog secara pribadi.
Tugas pokok Legio Maria adalah tugas yang diberikan oleh panglima Legio kepada prajuritnya. Jadi tugas dari Bunda Maria melalui ketua.Maka harus kita laksanakan dengan kesungguhan hati. Jangan menunda-nunda tugas, apalagi membatalkannya. Juga jangan terlalu mudah menggantikan tugas pokok dengan kegiatan. Tugas hendaknya dikemas bervariasi antgara kunjungan keluarga, kunjungan lansia, kunjungan anggota auksilier, ke ketua-ketua Lingkungan, ke orang sakit di rumah dan di rumah sakit, panti asuhan dsb. Demikian juga patner tugas hendaknya berganti ganti. Kalau ada anggota baru dipatnerkan dengan anggota yang sudah senior. Anggota yang kurang trampil berbicara dipatnerkan dengan yang trampil berbicara
Laporan tugas.
Laporan tugas hendaknya sudahdisiapkan dari rumah. Jangan menulis laporan tugas pada saat rapat!
Laporan hendaknya jelas. Mulai dari proses pembicaraan hingga tanggapan keluarga atau orang yang Anda kunjungi. Semua dilaporkan dengan lantang. Rangkuman ditulis pada lembar tugas dengan singkat, padat namun jelas. Setelah dilaporkan secara lisan lembar tugas diserahkan pada sekretaris. Sekretaris tinggal memberi nomor untuk memudahkan membuat notulen.
Laporan tugas hendaknya ditanggapi. Dapat dijadikan diskusi singkat. Jangan bertele-tele. Tanggapan akan menghidupkan suasana rapat. Berilah pujian bagi yang berhasil, berilah saran dan semangatilah bagi yang belum berhasil.
Ingatlah kegagalan hanyalah sukses yang tertunda!
Hendaklah semua memperhatikan laporan anggota. Bahkan harus memperhatikan setiap mata acara! Itulah bentuk menghormati rapat ! Jangan berbicara sendiri-sendiri!
Doa katena
Doa katena dilaksanakan setelah rapat berjalan selama satu jam. Atau bila laporan tugas sudah selesai semua, meskipun belum satu jam diteruskan dengan doa katena dan alokusio dulu. Bila lapran anggota belum selesai padahal rapat sudah berjalan satu jam maka diselingi dengan doa katena dulu baru laporan tugas dilanjutkan.
Berdoa katena dilaksanakan dengan sikap berdiri. Dipimpin oleh Pemimpin Rohani/Asisten Pemimpin Rohani atau oleh ketua bila belia berhalangan.
Datang terlambat dan pulang lebih dahulu.
Para legioner yang datang telambat hendaknya segera masuk, tak usah malu-malu. Berdoalah pembukaan sendiri, kemudian menyesuaikan dengan acara yang sedang berlangsung. Bila ingin pulang lebih dahulu beritahukan kepada ketua sebelum rapat dimulai. Bila pemberitahuan di tengah rapat gunakanlah secarik kertas. Kemudian berdoalah penutup sendiri.
Catatan: Upayakan jangan meninggalkan rapat sebelum alokusio.
Jangan meninggalkan rapat sebelum pembagian tugas.
Pesta HUT Presidium dan Pesta Pelindung Presidium
Tiap presidium seharusnya tahu kapan berulang tahun terbentuknya presidium. Juga harus tahu hari pesta pelindungnya. Bagi presidium yang tidak jelas pelindungnya dapat menggunakan pesta Maria yang terdekat.
Para legioner hendaknya memestakan menurut kemampuan masing-masing presidium. Kesempatan ini dapat dipakai rekreasi atau ziarah menjalin keakrapan anggota. Sekurang-kurangnya dirayakan dengan pergi ke misa bersama-sama. Syukur dapat menyelenggarakan misa kudus presidium sendiri.
Selamat berapat presidium!
ACARA RAPAT PRESIDIUM
DAN NILAI BINANYA
Dalam rapat presidium Legio Maria ada 19 mata acara. Namun biasanya tidak lengkap sepuruhnya dapat dilaksanakan. Misalnya :acara penerimaan tamu karena tidak tiap rapat presidium ada tamu. Acara intruksi tetap hanya terjadi tiap minggu pertama balam bulan. Kalau rapat presidium tiap hari Senin, tiap hari Senin pertama tejadi dst. Acara surat menyurat hanya kalau ada surat masuk atau keluar. Acara berita dari dewan hanya sebulan sekali. Acara laporan dilanjutkan hanya bila rapat terjadi setelah satu jam laporan belum selesai. Dilanjutkan doa katena dan alokusio, baru laporan dilanjutkan.
Marilah kita bahas 19 mataacara tesebut.
1. Doa pembukaan
Tugas Pemimpin Rohani atau Asisten Pemimpin Rohani. Menjadi tugas ketua jika beliau tidak hadir. Rapat harus dimulai tepat waktu. Berdoa hendaknya dengan khitmat. Sikap berdoa berlutut menghadap altar Bunda Maria( yang tidak mampu berlutut dibebaskan)
Nilai binanya:
a. Doa pembukaan menjalin keakrapan dengan Allah Tritunggal ,Bunda Maria dan para kudus pelindung legio
b. Kesempatan memuji dan berbakti kepada Tuhan
c. Doa adalah nafas dan kekuatan kerasulan Legio Maria. Pasti juga menjadi nafas iman setiap orang yang percaya kepada Tuhan.
2. Bacaan Rohani
Tugas utama Pemimpin Rohani atau Asisten Pemimpin Rohani. Bila beliau berhalangan menjadi tugas ketua. Sebaiknya diambil dari Buku Pegangan Legio Maria. Bab dan topic dapat dipilih. Bila terlalu panjang tak perlu dibaca seluruhnya. Sesekali boleh diambil dari Kitab Suci atau bacaan rohani yang lain asal aplikasinya untuk kehidupan berlegio
Nilai binanya:
a. Sebagai media pembinaan anggota
b. Berangsur-angsur memahami isi Buku Pegangan LM
c. Salah satu kesempatan memperdalam iman
3. Penerimaan tamu
Kalau ada tamu wakil ketua yang menyambutnya. Kalau wakil ketua tidak hadir, ketua yang menyambutnya. Kalau tidak ada tamu acara ini langsung dilewati.
Nilai binanya
a. Bagian dari system Legio Maria
b. Etika, sopan- santun pergaulan
4. Pembacaan notulen
Pembacaan notulen hendaknya dapat didengar dengan jelas oleh seluruh anggota. Notulen rapat presidium hendaknya bernomor, tanggal, bulan dan tahun. Hendaknya diarsipkan dengan baik. Ditulis dengan jelas dengan alat tulis yang baik agar tahan lama.
Nilai binanya:
a. Memberi gambaran apa yang terjadi pada rapat presidium
b. Merupakan data/dokumen yang berguna untuk laporan tahunan
5. Intruksi tetap
Disampaikan tiap bulan pada hari rapat minggu pertama dan bila ada anggota yang baru pertama hadir dalam rapat. Dibaca dengan lantang dengan sikap berdiri oleh semua anggota atau diwakili oleh ketua saja.
Nilai binanya:
a. Mengingatkan akan kewajiban legioner untuk menghadiri rapat dengan tepat waktu. Juga harus siap melaporkan tugas pokok minggu yang lalu
b. Mengingatkan anggota aktif untuk mendoakan katena setiap hari
c. Agar dalam melaksanakan tugas yakin bersama Bunda Maria sehingga dapat menemukan Kristus di dalam diri orang yang dijumpai.
d. Legioner menghargai dan menghormati orang yang bermasalah dengan merahasikan masalahnya.
6. Presensi/Daftar anggota
Presensi bukan absensi karena yang diharapkan kehadiranya bukan ketidakhadirannya.Ini adalah tugas wakil ketua. Wakil ketua harus punya data lengkap perwira, anggota aktif tetap, anggota percobaan/calon anggota, juga anggota pretorian. Hendaknya wakil ketua juga membuat tabel kehadiran dalam prosentasi sehingga dengan cepat dapat melaporkan pada sekretaris untuk dinotulen.
Nilai binanya:
a. Kesetiaan anggota dapat dilihat dari kehadiran
b. Kehadiran adalah kunci keberhasilan
c. Calon anggota dapat mengucap janji bila kehadiranya selama 3 bulan mencapai 100% atau sekurang-kurangnya 80%
d. Anggota yang tidak hadir 3 kali berturut-turut tanpa keterangan hendaknya segera dikunjungi
7. Laporan dari dewan:
Menjadi tugas ketua atau perwira lain yang menghadiri rapat Kuria atau dewan dimana presidium bergabung. Laporan hendaknya secara lesan dan tertulis agar dapat diarsipkan. Laporan dewan hendakya dapat memberi gambaran jalannya rapat dewan tsb.
Contohnya: Memberi gambaran kehadiran, isi penting laporan tahunan, pengumuman kegiatan dsb.
Nilai binanya:
a. Mendapatkan pengalaman dari presidium atau dewan lain.
b. Dapat memberikan sumbang saran kepada presidium atau dewan yang memberikan laporan tahunan
c. Mendapatkan informasi tentang kegiatan dewan yang akan datang
8. Laporan bendahara:
Uang presidium biasanya tidak banyak. Legio Maria tidak bergerak di bidang ekonomi. Legio Maria adalah organisasi kerasulan. Keuangan presidium diperoleh dari derma rahasia. Tetapi uang itu sangat sensitive maka dibutuhkan laporan yang teliti.
Pola laporan keuangan presidium adalah:
Saldo minggu yang lalu berapa? Uang masuk dari derma rahasia sekarang berapa? Apakah ada pengeluaran, berapa? Untuk apa?
Akhirnya jumlah uang hari ini berapa?
Nilai binanya:
a. Legioner dididik tertib administrasi
b. Legioner dididik teliti dan jujur
c. Legioner dididik tanggungjawab
9. Surat menyurat
Surat keluar presidium biasanya berupa undangan pertemuan auksilier, undangan HUT presidium, undangan kelompok patrician (kalau ada) dsb.Kelompok patrician adalah kelompok pendalaman iman ala legio(Baca Buku Saku LM no.134 hal 58-60). Kelompok ini perlu digalakkan kembali. Surat masuk biasanya dari Kuria atau dewan lain dimana presidium bergabung.Kadang-kadang ada undangan dari paroki atau presidium lain. Laporan surat-menyurat berisi jumlah surat keluar dan surat masuk serta isi surat.
Nilai binanya:
a. Memberikan informasi, undangan, ajakan dari Kuria, Paroki atau presidium lain.
b. Bagian dari sistem legio
c. Bagi dewan tingkat Komisium, Regia atau Senatus yang punya presidia atau Kuria luar kota sangat penting, sebaiknya ada tim koresponden dan tim supervisi
10. Laporan dari para anggota/laporan tugas
Yang dilaporkan adalah tugas pokok dan tugas tetap (mengajar agama, membina sekolah minggu, mengelola panti asuhan dsb). Laporan kegiatan hanya yang ada hubungannya dengan karya kerasulan.
Laporan ditulis di lembar tugas atau di kertas lain. Sudah disiapkan dari rumah. Jangan menulis laporan tugas pada saat rapat!
Laporan disampaikan dengan lesan dengan jelas dan lantang. Ringkasannya singkat, padat dan jelas, diserahkan kepada sekretaris.
Laporan tugas dapat dibagi dengan patnernya. Kemudian masing-masing patner dapat melengkapi dan menambahkan dengan kegiatan.
Laporan tugas hendaknya ditanggapi. Tanggapan inilah yang membuat rapat menjadi hidup. Namun jangan bertele-tele. Ingat waktu rapat presidium hanya 1,5 jam
Nilai binanya:
a. Melatih ketrampilan membuat laporan. Tugas punya kesan tidak berhasil bila cara melaporkannya tidak baik.
b. Membuat trampil berbicara
c. Dengan komentar dan tanggapan berarti laporan dihargai. Kerja legio dievaluasi.
11. Doa katena
Doa katena adalah antifun dari doa-doa Legio Maria.Dilaksanakan dengan sikap berdiri. Dipimpin oleh Pemimpin Rohani atau Asisten Pemimpin Rohani. Dipimpin ketua bila beliau tidak datang.
Didoakan setelah rapat berjalan selama satu jam. Atau pada waktu laporan tugas sudah selesai namun belum satu jam. Doa katena wajib didoakan oleh anggota aktif setiap hari.
Nilai binanya
Dengan berdoa katena setiap hari berarti para legioner dapat berbakti dan menghormati Bunda Maria setiap hari.
12. Alokusio
Alokusio adalah pesan/nasihat singkat namun terarah kepada karya kerasulan Legio Maria. Kadang-kadang berisi penjelasan bagaimana berlegio dengan baik. Atau penjelasan isi bacaan rohani dan penjabarannya. Alokusio tugas Pemimpin Rohani(Imam) atau Asisten Pemimpin Rohani. Kalau beliau berhalangan menjadi tugas ketua presidium. Alokusio tidak boleh diganti dengan pendalaman Kitab Suci atau pendalaman iman karena waktunya singkat hanya 5 – 10 menit saja.
Nilai binanya :
a. Media pembekalan rohani anggota / para legioner
b. Menjalin keakraban presidium dengan pemimpin rohani.
13. Derma rahasia
Kantong kolekte diedarkan diam-diam sesudah alokusio. Tidak ditunggu selesai namun bersamaan dengan pembagian tugas kantong rahasia diedarkan. Untuk presidium senior jangan berkolekte berupa boket rohani. Perlu ditingkatkan semangat berderma menyadari bahwa keuangan Legio Maria hanya mengandalkan derma rahasia. Envoy utusan Consilium Dublin pernah mengatakan Gereja-gereja dari timur umumnya pelit, termasuk legionernya. Marilah kita tunjukkan bahwa legioner tidak pelit! Derma rahasia dan kolekte di gereja tiap minggu sudah disiapkan dari rumah. Namun jangan menjadi hambatan kehadiran. Tidak hadir rapat, karena tidak dapat mengisi derma rahasia. ‘Kan sifatnya rahasia, tidak ada yang tahu.
Iuran adalah sumbangan tiap bulan, Presidium kepada Kuria. Dewan kepada dewan setingkat lebih tinggi. Sumbangan tutup buku yaitu pada waktu presidium atau dewan menyampaikan laporan tahunan.jumlahnya terserah biasanya separo dari kas yang ada.
Nilai binanya :
a. Meningkatkan semangat berkorban
b. Kesadaran mendukung kebutuhan dewan untuk supervisi
14. Laporan dilanjutkan
Acara ini terjadi bila laporan diselingi doa katena dan alokusio. Sebab laporan tugas belum selesai padahal rapat sudah berlangsung selama 1 jam Maka rapat diselingi dengan doa catena dan alokusio. Setelah itu laporan dilanjutkan.
Nilai binanya :
a. Mematuhi sistem Legio Maria
b. Membiasakan mengatur waktu, agar rapat presidium tepat satu setengah jam.
15. Pembagian tugas
Tugas pokok presidium senior adalah kunjungan keluarga.
Tugas ini sudah harus disiapkan dari rumah oleh ketua presidium.
Nama, alamat dan arah tugasnya ditulis di rumah. Nama petugas ditulis pada waktu lembar tugas dibagikan. Sebab kalau petugasnya ditulis dari rumah, kalau tidak hadir menjadi kacau. Jangan menyuruh anggota mencari tugas sendiri. Dalam membagi tugas hendaknya mempertimbangkan antara petugas dengan jenis tugasnya. Contohnya tugas meembereskan perselisihan dalam keluarga hendaknya ditugaskan kepada yang lebih tua, lebih berwibawa daripada keluarga yang akan dikunjungi.
Nilai binanya
a. Dengan mendapat tugas mendorong semangat pelayanan
b. Memperkaya pengalaman hidup bermayarakat
c. Dilatih dapat membagi waktu
d. Menumbuhkan rasa bertanggung jawab
16. Laporan anggota auksilier
Wakil ketua berkewajiban melaporkan keanggotaan auksilier. Berapa jumlahnya, kapan diselenggarakan pertemuan pembinaan. Setiakah mereka berdoa tessera? Adakah yang menjadi anggota ajutorian? Kapan mereka dikunjungi?
Nilai binanya:
a. Mengetahui kwalitas anggota auksilier
b. Dengan laporan anggota auksilier semua mengetahui jumlah angota auksilier, jadwal pertemuan anggota auksilier, kapan dan di mana.
17. Mempelajari buku Pegangan :
Sebaiknya dibuat jadwal untuk seluruh anggota mulai dari perwira. Demikian juga Bab, topic dan sub topiknya. Tiap petugas membuat laporan dengan pola. Pemahaman isi, pengetrapannya, kesulitannya. Laporan diketik pada kertas kwarto dan diperbanyak sejumlah anggota. Pada waktu acara “ Mempelajari Buku Pegangan “ petugas membacakan, yang lain menanggapi. Memberikan alternatif jawaban untuk kesulitan yang diajukan. Sekretaris mengarsipkan lembaran tersebut. Kalau seluruh anggota sudah melaporkan tugasnya selama 1 tahun, lembaran-lembaran dapat dijilid.
Nilai binanya :
a. Berangsur-angsur memahami isi buku pegangan Legio Maria
b. Legioner didorong untuk membaca Buku Pegangan.
c. Hasil mempelajari Buku Pegangan yang dijilid merupakan ringkasan isi Buku Pegangan
18. Soal-soal lain :
Acara ini biasanya diisi pembahasan pengumuman dari dewan Kuria atau dewan lain. Mungkin kegiatan acies, Konggres Legio, Rekoleksi dan sebagainya atau untuk kegiatan presidium sendiri, HUT presidium, pembinaan auksilier dan sebagainya.
Nilai binanya :
a. Kesempatan untuk mengevakuasi presidium.
b. Kalau ada masalah yang belum mendapatkan jalan keluar dll. Dapat didiskusikan pada acara ini.
19. Doa penutup
Doa penutup tessera sangat indah. Doakanlah dengan khidmat bersama-sama. Jangan cepat-cepat, sambil dicerna Doa penutup tessera terkandung 6 (enam) doa kepercayaan. Ditutup dengan mendoakan jiwa-jiwa para legioner dan orang beriman yang sudah meninggal. Yang berhak memberkati hanya imam.
Nilai binanya
Membuat para legioner kompak dan bersemangat.
KESETIAAN LEGIONER
Dalam Buku Pegangan Legio Maria bab 29 dikatakan sebagai berikut:
1. Dasar kesetian adalah persatuan
Tujuan oraganisasi adalah untuk mempersatukan banyak orang. Mulai dari anggota sampai tingkat kepemimpinan tertinggi harus ditrapkan prinsip persatuan. Dalam organisasi yang bersifat sukarela seperti Legio Maria, dasar persatuan adalah kesetiaan. Kesetian anggota kepada Presidium, kesetiaan Presidium kepada Kuria dan seterusnya menurut urutan tingkat ke atas. Dalam kepemimpinan legio kesetiaan tertuju sampai kepada Konsilium dan kepada pimpinan Gereja di manapun.
2. Kesetiaan hendaknya diwujudkan pada :
a. Kesetiaan dalam menghadiri rapat Presidium dan dewan.
b. Kesetiaan melakukantugas : kunjungan keluarga atau supervisi. Ingat intruksi tetap yang dikrarkan dalam rapat presidium maknanya juga berlaku bagi dewan.
c. Kesetiaan pada system yang berlaku.
d. Kesetiaan dalam memberikan laporan tahunan
e. Kesetiaan dalam memberikan iuran
3. Kesetiaan legioner juga harus nyata pada pimpinan Gereja:
a. Legioner harus setia pada pimpinan Gereja tanpa mengurangi kepada kesetianya pada system legio.
b. Kesetiaan legioner pada pimpinan Gereja hendaknya terwujud dalam bentuk mematuhi kebijaksanaannya
c. Menerima bimbingan dan tugas-tugas yang diberikan kepada kita
d. Mengharapkan pendampingannya dalam rapat-rapat legio Maria
e. Menjalin komunikasi dan kerja sama yang efektif
4. Buah dari kesetiaan adalah Ketaatan
a. Bukti dari ketaatan adalah kesediaan untuk menerima keputusan yang tidak menyenagkan. Keputusan yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
b. Keputusan diturunkan statusnya dari Komisium menjadi Kuria, dari perwira menjadi anggota biasa dsb.
5. Nasehat St Ignatius (BP bab 29 hal 189)
Mereka yang dengan usaha gigih berhasil taat, memperoleh pahala besar yaitu ketaatan dengan pengurbanan menyerupai kemartiran. Jadi siapa yang ingin memperoleh pahala besar berusahalah taat seperti para martir. Mereka taat mempertahankan iman pada Kristus meskipun dengan mengurbankan dirinya.
6. Dasar ketaatan menurut Kitab Suci (Luk 16:10-11)
Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
7. Contoh Kesetiaan dalam Kitab Suci:
a. Kisah Nabi Abraham:
*. Setia meninggalkan sawah ladang dan tempat kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Allah
• Percaya akan menjadi bangsa yang besar
• Setia mengurbankan Ishak putra tunggalnya
b. Kesetiaan Bunda Maria menjadi Ibu Mesias : “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah kehendakmu menurut perkataanmu itu(Luk 1:38) Janji ini wujudnyatakan dalam seluruh hidup Bunda Maria. Setia dalam suka dan duka sampai di bawah salib Yesus.
c. Kesetiaan yang sempurna diteladankan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri. Setia kepada BapaNya dan setia pada misiNya.
8. Besarlah bencana yang ditimbulkan akibat ketidaksetiaan dan ketaatan:
a. Apa akibatnya bila suami-istri tidak setia akan janji pernikahannya. Bila dipihak pria punya WIL (Wanita Idalam Lain) Pihak wanita juga membalas punya PIL (Pria Idaman Lain). Perkawinan seperti ini akan kacau balau. Akibatnya anak-anaknya yang menjadi kurban.
b. Apa akibatnya seorang ketua presidium atau dewan lupa hadir memimpin rapat?
Materi rapat, program kerja, buku catatan semua tidak dibawanya, semua tidak ada.
Rapat akan kacau akibat ketua tidak setia.
c. Bagaimana jika dewan Kuria, Komisium tidak setia menyelenggarkan rapat setiap bulan. Bulan ini kosong, bulan berikutnya tidak ada rapat lagi dan pemberitahuannya terlambat atau bahkan tidak ada pemberitahuan samasekali. Pasti kacau!Presd.dandewan luar kota kecelik!
d. Apa yang terjadi bila seorang imam tidak setia mempersembahkan misa kudus, karena lupa misalnya. Atau lupa mempimpin rekoleksi misalnya.
9. Kesetiaan hendaknya berkembang dalam kehidupan:
a. Kesetiaan tidak boleh berhenti diseputar kehidupan berlegio saja
b. Kesetiaan hendaknya diwujudkannya dalam kehidupan bermasyarakat
Setia dalam kegiatan di RT dan RW, kampong dan desanya
c. Setia harus terwujud dengan kata dan perbuatan, jangan hanya slogan!
10. Pendek kata kesetiaan hendaknya diarahkan secara vertical dan horizontal:
a. Kesetiaan secara vertical tertuju kepada Tuhan:
• Setia mengimaniNya
• Setia mengamalkan sabda dan karyaNya
• Setia mendayagunakan sakramen-sakramenNya
• Setia berdoa dan memuliakanNya
b. Kesetiaan secara horizontal kita tujukan kepada sesama
• Setia dalam menjalin persaudaraan dan persahabatan
• Setia dalam melayani dan membantu mengatasi permasalahannya
• Setia hadir dalam perkabungan dsb.
MARILAH KITA TUNJUKKAN KESETIAAN KITA SEBAGAI LEGIONER
DENGAN: SETIA MENYELENGGARAKAN RAPAT, DAN MENGHADIRINYA
PASTORAL TUGAS KUNJUNGAN
Tugas pokok presidium
Tugas pokok presidium adalah kunjungan keluarga dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua melalui rapat presidium. Tugas-tugas yang dilakukan atas inisiatif anggota sendiri tidak melalui penugasan lewat rapat disebut kegiatan.
Arah tugas
Ada berbagai arah tujuan tugas Legio Maria antara lain :
1.Kunjungan kasih; bernuansa menghibur, menjalin persahabatan
2.Kunjungan kekeluargaan; menjalin keakrapan
3.Kunjungan kepada keluarga/perorangan yang bermasalah; membantu mengatasi masalah, mencari solosi bersama-sama.
4.Kunjungan mencari anggota aktif dan auksilier; menawarkan menjadi anggota atau mencari anggota baru.
5.Kunjungan orang sakit di rumah atau di rumah sakit; menghibur, menyemangati, menemani.
Semua kunjungan sedapat mungkin akhirilah dengan doa bersama. Jangan terlalu panjang
Siapa yang memberi tugas?
Pada organisasi kerasulan awam Legio Maria yang memberi tugas adalah ketua presidium. Tetapi legioner harus yakin bahwa tugas itu sebenarnya adalah dari panglima legio ialah Bunda Maria, ratu legio. Kita para legioner adalah prajurid Maria. Harus setia menerima tugas dari Sang Panglima. Laksanakan dengan kesungguhan hati!. Rundingkan dengan patner tugas Anda, kapan melaksanakannya. Patuhilah kesepakatan dengan patner Anda. Kalau salah satu diantara Anda berhalangan cepat-cepatlah memberitahu. Buatlah kesepakatan baru. Kalau mendadak batal, telponlah segera agar patner Anda tidak menunggu terlalu lama. Cobalah mengajak teman yang lain. Ajaklah yang biasanya punya banyak waktu dan bersedia!Jangan menyerah ! Jangan terlalu mudah membatalkan atau menunda tugas! Juga jangan membiasakan menggantikan tugas dengan kegiatan.
Persiapan tugas
Siapkan waktu khusus untuk melaksanakan tugas legio. Sisihkan diantara kesibukan ndAa. Persiapan pertama adalah persiapan mental. Berdoalah dulu dengan patner Anda.Mohonlah pendampingan Bunda Maria dan dorongan Roh Kudus.
Pelajarilah karakter orang atau keluarga yang akan Anda kunjungi. Aturlah strategi untuk menghadapinya. Jangan berkunjung pada jam istirahat dan jam-jam sibuk. Siapkan data yang ada dilembar tugas. Nama, alamat dan arah tugas. Seharusnya Anda telah diberi tahu ketua, dimana alamat yang harus Anda kunjungi. Kalau belum jelas jangan sungkan bertanya. Kalau masih di rumah tanyalah diantara anggota keluarga atau tetangga Anda. Kalau sudah di komplek alamat yang Anda maksud tanyalah siapa saja pasti mereka tahu.Kalau di perumahan tanyalah satpam di perumahan itu. Atau kalau Anda punya nomor telepon atau HP-nya telpon saja langsung, di mana rumahnya.
Strategi pendekatan
1. Pendekatan kekeluargaan
Bersikaplah sopan, ramah. Ciptakanlah kehangatan kekeluargaan. Berbicaralah yang ringan-ringan sekitar keadaan keluarga. Kata kuncinya, “Masuklah melalui pintunya dan keluarnya melalui pintuku” Artinya Pembicaraan awal mengikuti tuan/nyonya rumah Anda menjadi pendengar setia. Namun menyambung, menanggapi seperlunya. Kalau tuan/nyonya rumah sudah selesai bicara baru Anda berbicara. Mulai dari menanyakan anaknya atau cucunya. Sekolah di mana, kelas berapa dsb. Klimaknya kalau mungkin mengarah pada tujuan Anda kunjungan. Kalau kira-kira belum memungkinkan, jangan dipaksakan. Yang penting sudah tercipta kehangatan kekeluargaan. Sudah ada kontak dari hati ke hati.
2. Pendekatan biblis
Yesus memanggil keduabelas murid itu dengan mengutus mereka berdua-dua (Mrk 6:7)
a. Tugas legio berdua-dua supaya saling mendudung dan meneguhkan. Biasanya kalau kita sudah janji akan bertugas pada hari tertentu masing-masing terdorong niatnya untuk melaksanakan. Enggan untuk menolak atau membatalkan.
b. Tugas berdua-dua juga dapat saling melengkapi. Pada waktu Anda berbicara panjang lebar kemudian macet, kehabisan bahan patner harus tanggap lalu menyambung. Maka pembicaraan terkesan lancar, hidup.
c. Pada waktu laporan tugas hendaknya saling melengkapi.
d. Sebaliknya kalau tugas seorang diri tidak dapat dikontrol . Memang untuk menangani masalah pribadi sebaiknya seorang saja. Tugaskan legioner yang berwibawa, sebaiknya yang lebih tua daripada kliennya.
Tugas yang dapat dilakukan sendiri adalah:
• Tugas mengatasi masalah yang rumit. Membutuhkan penanganan khusus
• Mengajar agama
• Mendampingi presidium yunior
• Membina velites
Maria mengunjungi Elisabet.
Beberapa kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju ke sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan” (Luk 1:39-44) Kunjungan Maria kepada Elisabet adalah kunjungan keluarga, karena memang masih keluarga. Maria tinggal beberapa hari, menemani dan membantunya. Kunjungan seperti ini disebut live in. Beberapa legioner di Solo, Semarang, Surabaya telah melakukannya. Cobalah di tempat Anda! Bila ada kenalan, teman atau tetangga yang sakit of name, ketua presidium dapat menugaskan anggotanya untuk menemani dan membantu semalam dua malam bergantian.
Anak yang di dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan. Ini membuktikan bahwa dalam kunjungan kita membawa Kristus kepada siapa saja yang kita kunjungi. Di situ kita membawa warta gembira. Kita dapat menghibur, menyemangati, menemani dan melayaninya. Jangan lupa pada awal perjumpaan disampaikan salam dengan tulus, tentu disertai senyum kegembiraan. Demikian dalam kunjungan legio hendaknya membawa kasih Kristus kepada mereka yang kita kunjungi. Kadang juga terjadi sebaliknya, kita berjumpa Kristus melalui keluarga yang kita kunjungi melalui kesaksian-kesaksian mereka.
Peran petugas kunjungan
Pengunjung berperan sebagai pelita: Membawa terang Kristus yang harus menerangi siapa saja yang kita kunjungi. Sehingga mereka bertambah semangat, diteguhkan imannya. Yesus berkata kepada mereka, “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian”(Mrk 4:21) Kita tidak boleh mengesolir diri. Tidak boleh malu-malu. Tidak boleh menyembunyikan identitas. Kita harus bangga menjadi pengikut Kristus. Kita harus bangga menjadi legioner. Lampu harus diletakkan di tempat lebih tinggi agar sinarnya memancar jauh keseluruh ruangan. Demikian kita harus bangga menjadi pelayan Kristus. Kita harus bangga menjadi perpanjangan tangan Kristus untuk menyampaikan ajaranNya. Pengunjung harus membawa damai, bila terjadi kebencian, membawa kerukunan bila terjadi perselisihan, membawa harapan bila terjadi kecemasan dsb.
Pengunjung juga berperan sebagai garam. Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain (Mrk 9:50b)
Garam itu harganya murah. Penggunaanya hanya sedikit, tetapi fungsinya sangat penting sekali. Membuat makanan dan masakan menjadi enak lezat. Demikian kehadiran legioner, akan membuat orang yang dikunjungi ‘tergarami’. Mereka akan mendapat pengaruh dan teladan yang baik.
Kunjungan orang sakit.
Kunjungan orang sakit di rumah dan di rumah sakit dapat berdua, bertiga atau berkelompok. Kalau di rumah sakit Katolik dapat dalam kelompok besar. Setelah sampai di rumah sakit dibagi berdua-dua. Tiap pasang mengunjungi dua pasien atau dua kamar. Untuk pasien yang sakit serius dapat dengan live in. Usulkan agar mau menerima berkat perminyakan suci. Jangan menunggu parah agar tidak terlambat. Perminyakan suci memang sakramen untuk orang sakit serius.
Beberapa nasihat kunjungan orang sakit:
1. Carilah ruangan sesuai penugasan ketua. Kalau belum jelas tanyalah pada perawat di kantor jaga.
2. Temanilah, hiburlah dan semangatilah
3. Jangan menanyakan penyakitnya kepada pasien
4. Jangan terlalu banyak bicara, apalagi jika pasien masih sangat lemah
5. Jamahlah tangan atau kakinya
6. Doakanlah bersama. Ajaklah pasien bila memungkinkan
7. Kalau mungkin doakanlah novena orang sakit berikut ini.
Doa Novena untuk orang sakit
Doa pembukaan
P. Tanda salib dan kata pengantar: ..
P. Marilah berdoa
Alah Bapa yang maharahim, Engkau berkuasa menyembuhkan jiwa raga kami. Engkau telah mengutus putramu, Tuhan kami Yesus Kristus untuk membebaskan kami dari genggaman sakit penyakit. Sudilah menjamah dan menyembuhkan NN. .. bebaskanlah dia dari segala kelemahan jasmani dan rohani. Demi Kristus PuteraMu, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. U. Amin
Bacaan Kitab Suci (pilihlah bacaan yang tepat) atau ikuti bacaan di bawah ini.
P. Pembacaan dari Surat Yakobus (5:14-16)
Saudara-saudara, kalau di antara kalian ada yang sakit, baiklah ia memanggil para pemuka umat., supaya mereka mendoakan dia serta mengurapinya dengan minyak demi nama Tuhan. Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu, dan Tuhan akan membangunkan dia. Jika dia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Hendaklah kalian saling mengaku dosa dan saling mendoakan, supaya sembuh. Sebab doa tekun seorang jujur itu amat sakti. Demikianlah sabda Tuhan. U. Syukur kepada Allah.
P. Homili/renungan (fakultatif)
Doa umat
P. Allah yang mahakuasa dan mahamurah, Engkau telah menyatakan belas kasihMu terhadap orang-orang sakit, yang percaya kepadaMu. Maka dengan perantaraan PutraMu, Yesus , kami mohon bagi Sadara kami …
P. Bagi Sdr/I … yang sedang sakit ini
Semoga Allah memandang dia dengan belas kasihNya yang menyembuhkan. Marilah kita mohon … U. Kabulkanlah doa kami.
P. Semoga Allah membebaskan dia dari penderitaan lahir batin. Marilah kita mohon…
P. Semoga Sdr/I …. Yang sekarang mendapat bagian dalam penderitaan Kristus, mendapat juga bagian kegembiraanNya dengan sehat kembali. Marilah kita mohon.
P. Semoga dokter dapat memberikannya obat yang mujarap dan para suster merawatnya dengan kasih yang tulus. Marilah kita mohon …
P. Marilah doa-doa kita yang kurang sempurna ini, kita sempurnakan dengan doa
Yesus sendiri. Bapa Kami …
Doa penutup
Bapa mahapenyayang, PuteraMu telah menyembuhkan ibu mertua Petrus dan anak perwira raja hanya dengan sabda dan kuasaNya. Semoga sekarang ini Ia berkenan mengantarkan doa-doa kami kepadaMu. Sebab Dialah pengantara kami kini dan sepanjang masa. U. Amin.
PENGELOLAAN DEWAN LEGIO MARIA
I. Pendahuluan
Keberhasilan pengelolaan Dewan Legio Maria antara lain ditentukan oleh:
1. Pengelolanya : yaitu para perwira dan timnya. Mereka hendaknya terdiri
dari :
a. Orang-orang yang punya ‘hati’/komitmen di bidang kerasulan
b. Orang-orang yang punya iman dan hidup rohani yang kuat
c. Orang-orang yang terampil, aktif dan kreatif dalam pelayanan
d. Perwira dan anggotanya kompak
2. Teknis organisasinya
a. Kesetiaannya pada sistem Legio Maria
b. Kualitas kepemimpinannya
c. Ketertiban dan kualitas rapatnya
d. Program kerja dan pelaksanaanya
e. Kualitas dan kuantitas anggotanya mantab
f. Dukungan dan kerjasamanya dengan Pemimpin Rohani, Para Imam dan
Bapak Uskup setempat.
II. Pengertian Dewan Legio Maria
Yang dimaksud Dewan Legio Maria adalah Kuria, Komisium, Regia, Senatus dan Konsilium. Mereka punya wewenang atas Dewan dan Presidia di bawahnya, yang menjadi asuhannya. Mereka punya kuwajiban mengelola Dewan sendiri dan Dewan lain yang tergabung. Dan Presidia yang langsung tergabung.
III. Susunan Perwira Dewan
Komposisi Perwira Dewan Legio Maria terdiri dari :
1. Pemimpin Rohani (Imam/Uskup). Kalau Pemimpin Rohani berhalangan dapat didelegasikan kepada asistennya. Boleh biarawan/biarawati atau awam legioner yang berpengalaman dan cakap. Namun tanggung jawab terakhir tetap pada Pemimpin Rohani. Artinya Pemimpin Rohani tetap harus memantau.
2. Ketua
3. Wakil ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah perwira, maka hendaknya diangkat dari Legioner yang sudah mengucap janji Legio. Kalau terpaksa diangkat dari anggota biasa,disebut anggota ex opisio.
Mengingat bahwa dewan biasanya mempunyai asuhan dan wilayah kerja luas, maka dalam kepengurusannya dapat ditambahkan Sekretaris II dan Bendahara II.Tambahan ini disamping untuk meringankan tugas dimaksudkan juga untuk perkaderan perwira.
Demi kelancaran pelayanan dan pembinaan, serta perkaderan perwira, maka dianjurkan tiap dewan membentuk tim supervisi dan koresonden. Perlu dipahami bahwa tim tersebut merupakan pembantu setia perwira dewan tetapi tidak termasuk perwira. Dalam rapat dewan mereka sebaiknya diundang agar mengetahui perkembangan dan memperoleh bekal pengalaman.
Anggota tim ini merupakan kader-kader calon pengganti perwaira dewan.
IV. Spiritualitas perwira dewan
Hal-hal yang mendasari sebagai spiritualitas dewan adalah sabda Yesus berikut :
1. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah …
(Yoh 15:16) Tuhan sendirilah yang memilih para pemimpin sebagai perpanjangantanganNya untuk melayani. Jadi menjadi perwira presidia atau dewan adalah suatu anugerah, tidak boleh ditolak. Namun jangan ambisi, jangan diperebutkan seperti merebutkan kursi DPR.
2. Perumpamaan garam dan terang dunia (Mat 5:13-16)
Jika garam itu menjadi tawar dengan apa ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang. Demikian halnya perwira atau presidia dan dewan yang loyo, yang kehilangan ‘rohnya’. Memang tidak harus dibuang tetapi segera dibenai.
Perwira dewan atau pemimpin itu bagaikan pelita. Kehadiranya hendaknya memancarkan terang kasih Kristus dan sabdaNya. Harus kita wujudkan melalui tugas-tugas dan hidup kita sehari-hari. Ingat ! Jangan meletakan pelita di bawah tempat tidur. Artinya sebagai rasul awam, jangan mengesolir diri. Jangan menyembunyikan identitas, kita harus bangga menjadi legioner.
3. Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13)
Gadis yang bijaksana selalu siap melakukan tugas, Mereka menyiapkan pelita berikut dengan minyaknya.Demikian sebagai dewan harus siap melakukan tugas dan kewajiban dengan menyiapkan saranya. Untuk membangkitkan semangat berlegio perlu : setia pada sistem, menghayati intruksi tetap, meneladan Bunda Maria dsb. Jangan terjadi sebaliknya seperti lima gadis-gadis yang bodoh menyiapkan pelita tanpa disertai minyak. Seperti para perwira dewan. Mau menjadi perwira dewan tetapi tidak punya semangat pelayanan.
4. Perumpamaan Gembala yang baik(Mat 10:14-15)
“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama separti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu.
Begitulah seharusnya perwira presidia dan dewan mengenal dan memperhatian anggotanya. Rela berkurban setia mengadakan supervisi dan pembekalan demi kemajuan dan perkembangan anak buahnya.
V. Tugas dan Kewajiban Dewan
Sepeti tersirat dalam Buku Pegangan Legio Maria, tugas-tugas dewan adalah:
1. Menggalang persatuan dan kesatuan. Dewan yang baik apabila mampu menciptakan hidup rukun, kompak, bersatu, menjalin kerjasama. Tahu tugas dan kewajiban masing-masing. Ada semangat kerasulan yang dilandasi kasih persaudaraan.
2. Melaksanakan azas-azas Legio Maria
Dewan Legio Maria berkewajiban menjaga kemurnian jiwa legio serta paraturannya. Dengan kata lain harus setia pada sistemnya. Kalau kita menerima Legio Maria harus menerima dan melaksanakan sistem Legio Maria
3. Mengembangkan organisasi sesuai Buku Pegangan
Tugas dewan tidak hanya menjaga anggota yang ada, tetapi juga mengusahakan perkembangannya. Baik secara kualitas dan kuantitas.
Secara kualitas dewan bertanggung jawab atas maju mundurnya Legio Maria di wilayahnya. Maka hendaknya dewan memprogramkan secara serius terhadap pembinaan dan kaderisasi anggota. Agar secara kuantitas juga berkembang maka hendaknya dewan selalu menghimbau kepada anggota untuk selalu mencari anggota baru. Dewan juga harus selalu mengupayakan tambahnya dewan baru. (Kuria, Komisium atau Regia)
4. Dewan selalu menghimbau terbentuknya Presidium Yunior
Demi masa depan Kerasulan Legio Maria. Dewan hendaknya selalu menghimbau agar tiap presidia mengupayakan terbentuknya Presidium Yunior.
Bila tiap paroki ada Presidium Yunior bukan tidak mungkin di tingkat Dewan Kuria, ada Kuria Yuniornya juga. Merekalah yang akan menjadi generasi penerus Kerasulan Awam Legio Maria.
5. Semua dewan harus mengadakan rapat secara tetap dan teratur sekali sebulan.
6. Setiap dewan harus patuh kepada dewan yang lebih tinggi.
Kepatuhan itu diwujudkan dengan :
a. Setia menghadiri rapat dewan yang mengasuhnya
b. Setia mengikuti pembinaan
c. Setia memberikan laporan tahunan
d. Setia memberikan iuran
7. Setiap dewan harus punya imam sebagai pemimpin rohani yang diangkat oleh uskup setempat. Pemimpin rohani mempunyai wewenang memutuskan masalah-masalah moral dan agama. Pemimpin rohani mempunyai hak veto untuk membekukan presidium atau dewan, bila dipandang tidak memenuhi syarat lagi.
8. Setia, aktif dan kreatif dalam pelayanan.
a. Melaksanakan supervisi minimal 1 kali dalam satu tahun. Bagi presidiuan atau dewan yang lemah perlu pendampingan dan supervisi 2 atau 3 kali dalam satu tahun.
b. Melaksanakan pembinaan: penataran legio, seminar, raker, rekoleksi/retret, konggres legio, konferensi dsb.
c. Menyelenggarakan kaderisasi perwira
9. Setia menyelenggarakan pertemuan tahunan
a. Acies sekitar 25 Maret, Pesta Kabar Sukacita Maria. Para legioner memperbarui janji kesetiaan kepada Bunda Maria.
b. Konggres Legio Maria menurut Buku Pegangan bab 30 no.5 hal.194-196
Kewajiban bagi Kuria untuk menyelenggarakannya tiap 2 tahun sekali.
c. Ulang tahun Legio Maria 7 September dan Pesta Kelahiran Bunda Maria 8
September. Kesempatan ini dapat menjadi reoni, pertemuan keakrapan anggota. Dapat dijadikan malam gembira atau gebyar seni bagi legioner.
d.Ulang Tahun Pelindung atau terbentuknya Presidium atau Dewan.
Seharusnya Presidium atau Dewan tahu dan menetapkan serta merayakan hari jadinya.
VI. Persiapan Rapat Dewan
Tiap dewan hendaknya mengkondisikan agar menjelang rapat dewan diadakan rapat pengurus. Dalam rapat tsb.dihadirkan tim supervisi dan korespondensi.Agar mereka mengikuti dan mengetahui perkembangan dewannya. Rapat itu antara lain membicarakan:
1. Mengevaluasi rapat dewan yang lalu
2. Menyiapkan rapat yang akan datang:
a. Presidium dan dewan mana yang akan memberikan laporan tahunan? Siapa yang bertugas memandu?
b. Supervisi ke mana? Siapa yang bertugas?
c. Adakah program pengembangan, pembinaan atau kaderisasi?
d. Ada kegiatan atau pengumuman apa?
e. Presidium atau dewan mana yang perlu disurati atau ditelepon?
VII. Pembentukan Dewan
Pembentukan dewan diproses sebagai berikut:
1. Bila telah ada perstujuan atau ijin dari uskup setempat.
2. Disupervisi oleh dewan setingkat lebih tinggi. Apakah benar-benar sudah layak diresmikan.
3. Bila sudah layak diberi pembinaan sebelum diresmikan
4. Dewan Senatus memberikan rekomendasi dan mengajukan permohonan kepada dewan pusat, Konsilium, bila dewan itu setingkat Komisium ke atas.
5. Diresmikan pada rapat perdana oleh dewan setingkat lebih tinggi.
6. Boleh dikukuhkan dengan Misa Syukur oleh pejabat Gereja(fakultatif)
7. Dewan setingkat lebih tinggi memberikan SK pengangkatan kepada para perwira (fakultatif)
VIII Format Acara Rapat Dewan
Kop Dewan : —————————————————————–
Hari/tanggal rapat : —————————————————————–
Tempat/secretariat : —————————————————————-
Waktu/jam : —————————————————————-
Susunan Acara :
1. Doa pembukaan
2. Bacaan Rohani
3. Pembacaan notulen
4. Penerimaan tamu
5. Presensi
6. Laporan tahunan :
a. Dari … Pembahasan :… dipandu oleh : …
b. Dari … Pembahasan : … dipabdu oleh : …
7. Surat menyurat
8. Laporan bendahara
9. Doa Katena
10. Alokusio
11. Derma rahasia
12. Laporan kunjungan
13. Laporan perluasan
14. Pengangkatan dan pencalonan perwira baru
15. Laporan tahunan yang akan datang
16. Supervisi dewan ke …
17. Lain-lain :
a. Pengumuman
b. Rapat yang akan datang
18. Doa penutup
KEPEMIMPINAN LEGIO MARIA
Dasar kepemimpinan Legio Maria
Dasar kepemimpinan Legio Maria adalah kepemimpinan Kristus.
a. Kedatangan Kristus ke dunia tidak mencari harta dan kekayaan duniawi. Maka ketika murid-murid Yesus berkata, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi”. Yesus berkata kepadanya, Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” (Luk 9:57-58). Itu suatu bukti bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk mengejar harta dan kekayaan. KepemimpinanNya tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi benar-benar demi kesejahteraan dan keselamatan manusia.
b. Kedatangan Kristus di dunia juga tidak mencari pangkat dan kedudukan. Maka pada waktu Yesus memasuki kota Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem dan pergi menyongong Dia sambil berseru-seru, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”(Yoh 12:13) Dia dielu-elukan umat Yerusalem karena akan dijadikan raja Yerusalem. Tetapi Yesus menyingkir, karena bukan pangkat dan kedudukan yang Ia cari. Yesus memang raja, tetapi KerajaanNya bukan dari dunia ini.(Yoh18:36)
c. Kedatangan Yesus di dunia ini tidak mencari penghormatan. Ia datang tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mat 20:28)
Kalau Ia datang ke dunia ini bukan untuk mencari pangkat dan kedudukan. Bukan mencari harta kekayaan, dan bukan juga mencari pujian dan penghormatan. Lalu apa yang dicari Yesus.?
Hasrat satu-satunya adalah ingin mengabdi kepada Allah dan melayani manusia. Ia taat pada misiNya yaitu menjadi penebus dan penyelamat manusia. Meskipun harus disertai pengurbanan diriNya.
Apa yang menjadi sikap Kristus juga menjadi sikap Gereja. Maka pemimpin Gereja pada hakekatnya juga tidak mengutamakan pangkat dan kedudukan, harta dan kekayaan. Tetapi setia pada panggilannya. Apa yang menjadi sikap Gereja juga menjadi sikap para Legioner atau kita semua yang percaya pada Kristus!
Inilah yang menjadi dasar kepemimpinan Legio Maria. Tidak ambisi menjadi pemimpin. Mau aktif kalau jadi perwira. Kalau sudah bukan perwira lalu nglokro, loyo, acuh saja. Keperwiraan tidak boleh menjadi perebutan! Namun jangan takut menjadi perwira! Laksanakan dengan baik karena mereka yang terpilih ‘dipakai’ oleh Roh Kudus dan dipercaya oleh panglima legio yaitu Bunda Maria.
Kepemimpinan Legio Maria bukan pemimpin di belakang meja. Bukan hanya mengomando saja. Tidak!
Ciri-ciri kepemimpinan Legio Maria
1. Keteladanan
Sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara. Seorang pemimpin harus dapat dicontoh.
“Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani”
Ing ngarsa sung tuladha artinya seorang pemimpin di depan anak buah harus dapat menjadi contoh yang baik dalam segala hal. Dalam semangat, tingkah laku , dalam menjalankan tugas dan kewajiban.
Dalam Buku Pegangan Legio ada ungkapan, “Tidak ada prajurit yang jelek, yang ada adalah perwira yang jelek. Sebab prajurit itu hanya tergantung perwiranya. Maka dalam Legio Maria sebagai perwira dituntut keteladannannya.
Ing madya mangun karsa. Artinya seorang pemimpin di tengah-tengah anak buahnya harus dapat memotivasi. Memberi dorongan, menyemangati dan mengarahkan.
Dalam Legio Maria seorang pemimpin harus selalu mengingatkan isi intruksi tetap, kuwajiban menghsdiri rspst dsn menjalankan tugas.
Tut wuri handayani. Artinya seorang pemimpin dari belakang anak buahnya dapat ‘ngemong’=mengasuh, membimbing dan melindungi. Kalau anak buah punya ide/kreatifitas atau pendapat yang baik didukung. Kalau mulai menyimpang ditegur dan diluruskan
2. Kepemimpinan Legio Maria bersifat pembinaan
Dalam memimpin rapat seorang pemimpin sedang melakukan proses pembinaan. Pemimpin yang baik selalu kreatif, kaya inisiatif untuk melaksanakan pembinaan.
3. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa.
Kewibawaan seringkali sudah terbentuk secara alami. Kewibawaan didukung oleh fisik yang gagah, kekar, suara mengelegar, tinggi besar. Berbahagialah kalau Anda punya kewibawaan secara alami. Kalau ciri-ciri tsb, tidak ada pada Anda jangan khawatir karena kewibawaan dapat dibentuk melalui semangat, disiplin, tanggung jawab, setia, jujur, punya kasih dan pelayanan yang tulus.
4. Seorang pemimpin hendaknya supel
Pemimpin yang komunikatif, supel dan familier sangat disenangi banyak orang. Kekeluargaan, kesatuan dan persatuan adalah kekuatan utama dalam hidup bersama. Pengalaman membuktikan bahwa organisasi tidak berkembang bahkan mengalami kehancuran karena perwira dan anggotanya tidak rukun.
5. Seorang pemimpin hendaknya punya semangat kasih yang tulus
Memimpin dengan kehangatan kasih akan lebih simpatik. Dengan demikian ada niat yang tulus ingin membahagiakan dan mensejahterakan anggota.. Bukan demi keuntungan diri sendiri melainkan demi kepentingan bersama.
6. Seorang pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpin
Makin tinggi kedudukan seseorang makin besar tanggung jawab dan makin luas yang harus dilayani. Ibarat pohon, makin tinggi dan besar pohon itu makin besar angina dan taopan menggoncangkannya. Bila roboh makin besar kerusakannya. Itulah gambaran tanggung jawab seorang pemimpin.
Pemimpin Legio Maria bukan hanya memerintah atau memberi tugas. Ia juga harus melaksanakan tugas itu, sebab pemimpin Legio Maria bukan hanya pemrakarsa tetapi juga pelaksana. Bukan hanya tutor tetapi juga motor dan dinamisator. Bahkan tidak etis bila anggota diberi tugas banyak dan berat sementara pemimpinnya hanya mengerjakan yang ringan-ringan saja.
7. Pemimpin hendaknya bersikap rendah hati
Pemimpin Legio Maria tidak main kuasa. Tidak angkuh dan sombong. Bukan ambisi pribadi. Apakah yang diperebutkan dalam Legio Maria? Kursi pimpinan Legio Maria tidak seperti kursi DPR diperebutkan karena banyak pasilitasnya.
Pemimpin Legio Maria hendaknya rendah hati. Orang lain dihargai dan dihormati. Keberhasilan yang dicapai bukan usaha sendiri melainkan usaha bersama. Keberhasilannya tidak untuk memegahkan diri tetapi demi pengembangan Legio Maria dan demi kemuliaan Tuhan.
8. Seorang pemimpin hendaknya disiplin.
Kedisiplinan merupakan ciri khas Legio Maria. Disiplin bukan berarti kaku dank eras. Disiplin berarti mau melaksanakan semua kewajiban sesuai dengan ketentuannya. Disiplin adalah suatu usaha mematuhi kesepakatan batin.
Kewajiban Pemimpin/Perwira Legio Maria
Kewajiban pokok perwira Legio Maria adalah :
a. Menjaga agar system Legio Maria dijunjung tinggi
b. Memberi motivasi agar intruksi tetap dipatuhi oleh setiap legioner
c. Setia menghadiri rapat-rapat legio
d. Menyusun program kerja bersama perwira lain dan menjabarkannya dalam tugas-tugas
e. Menyusun dan mempertanggungjawabkan laporan tahunan.
f. Mengelola dan mengarahkan rapat agar hidup dan menarik
Hal-hal yang perlu disiapkan seorang ketua sebelum memimpin rapat
a. Acara rapat
b. Buku Catatan
c. Buku Pegangan Legio Maria dan tessera,rosario
d. Pengumuman: rencana kegiatan, rencana supervisi, laporan hasil supervisi yang lalu dll.
e. Bacaan rohani dan alokusio bila Pemimpin Rohani berhalangan
Landasan kepemimpinan adalah semangat KASIH.
Kasih yang tulus harus senantiasa ditrapkan dalam tutur kata, sikap dan tindakan seorang pemimpin. Dalam berkomunikasi dengan sesame perwira dan anggota.
K A S I H BERARTI
K = Komitmen yang kuat pada kerasulan Legio Maria
A = Aktif menghadiri rapat dan melaksanakan tugas
S = Senantiasa setia pada system Legio Maria
I = Inovatif dan kreatif pada pembinaan
H = Hidup rohani dan iman yang dalam
Halangan-halangan seorang pemimpin
Halangan utama seorang pemimpin adalah bila meraka bersemangat
B A K M I
B = Bosan/Bosenan. Cepat bosan, cepat meletakan jabatan
A = Akuisme.Hanya mementingkan diri sendiri. Bila pendapatnya ditolak marah, patah semangat.
K = Keset/malas. Menunda-nunda tugas, malas berusaha dan malas segalanya. Akibatnya kacau.
M = Masa bodoh, apatis, nglokro. Tak peduli perkembangannya. Tak peduli kekurangannya.
I = Infantilisme artinya kekanak-kanakan: mutungan, cengeng, pemalu, mudah tersinggung
SENATUS MALANG
KARYA LEGIO MARIA DI PAROKI
1. Karya Legio Maria di Paroki seijin Pastor Paroki
Legio Maria dapat dibentuk bila ada ijin dari Pastor Paroki dan uskup setempat. Suatu realita bahwa Legio Maria berdomisili di suatu paroki maka sudah selayaknya Legio Maria:
a. Berkarya di dalam paroki untuk kepentingan kedua belah pihak.
b. Bekerjasama dengan Pastor Paroki dan para imam di paroki itu
Legio Maria bekerjasama dalam mensejahterakan rohani umat. Sebaliknya Legio Maria punya hak untuk mendapat pelayanan dan bimbingan dari Pastor Paroki atau Pemimpin Rohani dan para imam. Karena Legio Maria adalah salah satu keluarga dari paroki.
2. Strategi Legio Maria dalam Paroki
Dalam berkarya dan bekerjasama hendaknya disertai dedikasi dan tanggung jawab. Namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah dan system Legio Maria. Artinya mana yang bertentangan dengan system LM harus dihindari. Secara organisatoris pimpinan kita bukan paroki melainkan Konsilium yang didelegasikan pada Dewan Senatus. Jadi laporan karya-karya legio kepada Senatus. Senatuslah yang melaporkan karya legio kepada keuskupan.
Maka para legioner harus senantiasa berusaha membantu paroki bukan membebani. Tunjukkan karya nyata jangan hanya berbicara.
3. Peranan Legio Maria di dalam Paroki
a. Sebagai katalisator
Legio Maria di dalam paroki menjadi jembatan penghubung antara umat dengan pastor paroki atau imam dan sebaliknya. Juga seringkali menjadi penghubung antara umat yang satu dengan yang lain. Hal ini hendaknya dilakukan secara bijaksana dan selektif. Bila salah langkah akan timbul salah faham legioner akan ‘dicap’ sebagai mata-mata pastor.
b. Sebagai dinamisator
Keberadaan Legio Maria di dalam paroki dapat membantu kehidupan paroki menjadi lebih dinamis, hidup dan berkembang.
c. Sebagai motor
Selain sebagai katalisator dan dinamisator Legio Maria sekaligus menjadi motor atau penggerak.
Jadi Legioner di paroki dapat menjadi penyumbang ide, pemrakarsa dan sekaligus menjadi pelaksana.
4. Karya Legio Maria dalam Paroki
Ikut mensukseskan program panca karya Gereja ( 5 tugas Gereja) sebagai berikut:
a. Unit pewartaan sabda (kyrugma) a.l.
• Mengajar agama
• Bina iman usia dini/Minggu gembira
• Pemandu pendalaman Kitab Suci/Pendalaman iman
• Menyiapkan krismawan-krismawati dsb.
b. Unit Liturgi/ Liturgia
• Memimpin Doa Lingkungan
• Memandu ibadat sabda
• Memimpin atau mengikuti koor
• Membantu menyiapkan sakramen inisiasi dsb.
c. Unit Comunio/Paguyuban
• Memimpin ibadat Lingkungan
• Pendampingan keluarga
• Mendampingi kaum muda
• Mendampingi kegiatan ORKA
• dsb.
d. Unit Pelayanan/Diakonia
• Melayani orang lanjut usia(lansia)
• Melayani anak-anak asuh
• Melayani kelompok worokawuri (janda-janda Katolik)
• Melayani para pemulung dan gelandangan
• dsb
e. Unit Kesaksian hidup/Materia
• Melayani hubungan antar agama
• Melayani Mahasiswa dan Kaum Muda
• Mengurusi kegiatan social dan kemasyarakatan
• dsb
5. Karya Kerasulan Dalam Paroki
( Menurut Buku Pegangan bab 37 no.1 hal.254)
a. Mengunjungi rumah umat
b. Mempersembahkan pelayanan liturgy pada hari Minggu dan pada hari raya gereja di tempat-tempat yang tidak mempunyai imam untuk merayakan Misa Kudus
c. Memberikan pelajaran agama
d. Mengunjungi dan memperhatikan yang cacat, sakit dan tua, termasuk bila diperlukan, mengatur persiapan kunjungan seorang imam.
e. Mendoakan rosario pada saat tirakatan dan pemakaman
f. Mengembangkan perkumpulan Katolik dan Masyarakat Paroki.
g. Bergabung dalam setiap karya apostolic dan misi yang diprakarsai paroki hingga dapat membantu setiap jiwa dalam naungan Gereja, untuk menjamin keamanan baik individu maupun komunitas.
Langkah yang perlu bagi Presidium
Agar tugas-tugas itu berhasil Presidium hendaknya:
1. Meningkatkan kwalitas perwira dan anggota
2. Menjalin keakrapan dengan Pemimpin Rohani dan para imam di paroki
3. Presidium beraudiensi dengan Bapak Uskup setempat mohon hasihat-nasihatnya
4. Bekerjasama dengan Dewan Pastoral Paroki
5. Bekerjasama dengan ORKA lain dalam paroki tsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar